Klarifikasi Hijrah

Hai! Terimakasih udah mampir kemari, di blog yg ga seru dan ga penting ini. Hari ini gue mau bikin klarifikasi. Jadi, kemarin…. Oh, gak kemarin sih… mungkin beberapa minggu lalu gue nyobain fitur baru instagram Question sticker. Gue membuka kesempatan buat temen2 yang mau nanya ke gue. Bukan aatas dasar alay sih, karena gue sangat menyadari gue itu casingnya jutek sama orang yg ga terlalu dekat, apalagi kalo sama laki gue itu bisa dibilang galak. Sedangkan gue tau mereka kepo sama kehidupan asli gue yang memang jarang banget diketahui orang lain. Apalagi nij soal hijrah gue. Daripada mereka bikin kesimpulan sendiri kan, mending yuk mari tanya langsung ke gue. Daaan ternyata perkiraan gue betul, ada yg nanya soal kejombloan gue dan soal hijrah gue. Di sini gue menyadari, jika gue tidak pernah mencoba fitur ini mereka di luar sana yang tidak tau apa2 pasti berprasangka lain atas semua yg gue lakuin hmm… So, mulai aja deh yaa.

Lagi jomblo ya?
Ya! Mulai tahun 2016, mmm mungkin pertengahan 2016 gue sudah putus dari seorang laki-laki nun jauh di sana. Lebih tepatnya GUE DIPUTUSIN. Setelah hampir 4 tahun gue menangis, mengemis cinta, hina, dan mengorbankan prinsip serta harga diri gue hanya untuk seorang laki2 yang tidak pernah menghargai gue, dan selalu, selalu, selaluuu menyalahkan gue, GUE DIPUTUSIN!! Tapi dulu gue masih tolol, setelah diputusin gue masih berharap dengan laki2 itu. Gue masih suka menghubungi dia, curhat ke dia yang mana jarang bgt ditanggepin. Tapi akhir tahun 2017 gue bener2 sudah lupain dia. Sekarang gue 100% jomblo. Dan gue bertekad ga mau pacaran lagi, gue mau jomblo sampai halal. Doakan yaaa…

Kenapa ga mau punya pacar?
Karena saat ini gue adalah orang yang percaya kalo pacaran dalam islam itu HARAM. Jadi gue ga mau punya pacar, maunya punya suami. Pacarannya setelah ijab kabul. Gituu...

Kapan nikah?
Bicara nikah… sebenernya gue pengen nikah.  Gue siap lahir dan batin harus terikat dalam pernikahan. Apalagi ngeliat temen2 satu persatu udah pada tunangan dan nikah. Gue tau kehidupan pernikahan itu tidak selamanya bahagia. Ada suka dan juga duka itu pasti. Tapi gue yakin gue siap, menyerahkan diri gue untuk seseorang laki2 yang berani bertanggung jawab, pekerja keras, menyayangi gue, dan mampu membimbing gue di jalan Allah. Ya, gue butuh seseorang yg selalu ada untuk membantu hijrah gue ini. Lagi pula menjadi jomblo itu sepi. Sedangkan temen2 udah pada punya pasangan sendiri2. Kadang juga harus kuat hati di ledekin mulu sama temen2. Tapi ternyata orang tua gue tidak melihat kesiapan diri gue ini karena ya… menurut mereka umur gue masih terlalu muda. Lagipula gue punya 2 kakak perempuan yg belum menikah. Jadi keputusan akhir adalah gue harus menunggu sampai umur gue 25 tahun baru boleh melangkahi kakak2 gue ini jika mereka belum menikah. Btw, gue kelahiran 1996. Semoga 3 tahun lagi gue bisa langsung dipertemukan dengan jodoh gue. Seorang laki2 yang bisa bimbing gue… amiin 2021 nikah! Amiiiiin

Kenapa hijrah?
Semua berawal dari satu hari di tahun 2015 kalo ga salah inget ya. Hari itu bagaikan badai buat gue. Bangkai yang selama itu gue simpan rapat2 akhirnya tercium juga. Gue menangis dan menyesal. Seharusnya saat itu pacar gue menemani dan ikut berjuang dengan gue menghadapi masalah ini, karena dia ikut andil dalam. Tapi kenyataannya dia malah mutusin gue. Dia lari dari masalah, dan gue harus menghadapinya sendiri.

Gue putus asa dan hampir bunuh diri. Gue ga tahan lagi saat itu, super duper down. Satu sisi gue harus menghadapi masalah ini, dan di sisi lain gue sibuk memohon ke pacar gue supaya jangan mutusin gue. Untung saat itu ada 1 orang temen gue yang selalu ready menampung segala tangisan gue dan mengingatkan supaya gue ga bertindak gegabah.

Ga ada lagi yg bisa gue lakuin selain doa, 7/24 gue terus berdoa memohon bantuan Allah, memohon ampun. Sampai akhirnya masalah itu mampu gue lewati. Gue berubah, gue mulai menutup aurat gue, gue bertekad memperbaiki iman gue. Tapi mulai sejak itu juga, gue backstreet dengan pacar gue dari keluarga. Ini lah awal mula gue hijrah.

Setelah hari itu, gue masih merasa ada yg ganjil seperti akankah Allah mengampuni segala kesalahan gue, apa gud masih pantas berharap suatu hari bisa bersatu dengan pacar gue, dan lain lain. Tapi ketika gue mulai meniti jalan untuk hijrah, pacar gue justru ingin menarik gue keluar dari jalan hijrah. Alhamdulillah, kali ini hati gue lebih kuat untuk menolak segala godaan. Dan pada akhirnya dia mutusin gue. Terus terang gue kecewa sama pacar gue. Meskipun setelah putus gue masih betharap sama dia, tapi lambat laun gue menyadari 1 hal: pacar gue BUKAN sosok laki2 yang baik. Saat itu gue berada di tengah2 kebimbangan. Satu sisi gue berat meninggalkan dia, tapi satu sisi lain gue ingin punya jodoh yang bisa bimbing gue tapi… apakah mungkin? Bukannya perempuan yg baik untuk laki2 yg baik? Gue jauh dari kata baik. Entahlah, tapi gue terus meminta sama Allah supaya diberikan jodoh yang bisa bimbing gue dan meminta tolong untuk membersihkan perasaan gue ke mantan gue itu.

Akhirnya sampai pada suatu hari di tahun 2017 gue bertemu seseorang yg srlalu gue harapkan dari doa2 gue. Allah kembali menunjukan kasih sayangnya ke gue, subhanallah. Semenjak itu, gue juga berhasil menghilangkan perasaan gue ke mantan. Gue menemukan yang 100 kali lebih baik dari laki2 yang selama 5 tahun terakhir gue harapkan. Laki laki itu pun menunjukan keseriusan nya untuk mengajak gue taaruf dengan menemui ke dua orang tua gue. Dia tidak hanya berhasil mengambil hati gue, tapi juga berhasil mengambil hati ke dua orang tua gue yang sangat keras. Walaupun orang tua gue belum bisa mengijinkan gue untuk taaruf karena alasan yg sudah gue ceritakan di pertanyaan ssbelumnya, tidak apa. Allah Maha Baik. Gue yakin Allah punya rencana lain. Allah Maha Mengetahui waktu yg tepat buat gue. Ini lah yang membuat gue semakin ingin berhijrah, Allah terus menunjukan kasih sayangnya ke gue. Gue bisa merasakannya. Meskipun salah satu orang di keluarga gue berpendapat tidak semua yang gue pikir petunjuk dari Allah adalah real dari Allah. Bisa aja itu dari setan yang mencoba menggoda gue, tapi gue yakin ini semua murni campur tangan Allah. Semuanya karena Allah. Allah yang membuat bangkai yang gue simpan tercium sehingga gue bisa sadar dan kembali padaNya, Allah yang membuka mata gue bahwa mantan gue bukan laki2 yg baik, Allah yg sengaja mempertemukan gue dengan laki2 yang 100 kali lebih baik dari mantan gue. Allah itu Maha Penyayang.

Kenapa udah jarang pake gamis?
Iya, jadi salah satu langkah hijrah gue adalah mengganti style ootd gue dengan yg lebih mendekati syar’i. Kebetulan gue mulai langkah ini setelah dekat dengan laki laki yg ajak gue taaruf itu. Tapi, faktanya gue terlahir di keluarga yg masih tabu dengan istilah syar’i. Hanya gue yg mulai open minded sama syar’i. Temen2 deket pun banyaknya belum open minded sama syar’i. Jadi gue harus berjalan sendiri. Itu tidak mudah. Fakta lainnya adalah baju gamis itu harganya mahal sedangkan gaji gue hanya UMR. Beli yang murah eh bahannya tipis dan jelek. Jadi sampai saat ini gue cuma punya 3 potong gamis aja. Gue belum membeli lagi. Dan di tempat kerja gue yg sekarang, gue masih sungkan untuk pakai gamis. Takut diomongin juga sih hehe. Gue sih ada rok panjang gitu, rok syar’i, tapi cuma beberapa kali gue pakai karena tempat kerja gue itu di lantai 4 dan tidak ada lift. Gue sering banget keserimpet sama roknya waktu naik tangga. Jadi yaudah, seringnya pakai celana. Tapi gue sudah memfilter isi lemari gue. Baju baju yang terlalu menunjukan bentuk tubuh sudah gue singkirkan. Dan cara pakai kerudung gue sekarang seringnya menutup bagian dada kok :) bukan lagi yang diikat ikat ke belakang leher. Gue tau akan ada yg berpikir “kan bener danti pakai syar’i karena lagi deket sama si A aja, pas gagal taaruf balik lagi deh”. Tapi yaudahlah ya, anggep aja mereka netizen yg bisanya cuma komen. Harusnya mah bantu beliin gue baju syar’i gitu ya ketimbang komen atau berprasangka buruk hahahaha.

Nah, sekian deh klarifikasinya. Jadi gitu alasan alasan gue mengenai hijrah. Gue tetap berusaha hijrah kok apapun keadaannya. Tapi mohon maaf gue cuma manusia biasa, gue ga bisa langsung sempurna. So, daripada mikirin hijeah gue mending tanya dulu ke diri kalian, kapan nih mau hijrah? :)
Read More

Social Profiles

Twitter Facebook

Cari Blog Ini

Emoticon

Popular Posts

Categories

Total Tayangan Halaman

Follower

Copyright © Swand-dan room | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com