test

My Story
Read More

Random 1

Hai, malam ini gue mau menulis lagi. Tulisan kali ini mengandung curahan hati. Ya, jadi... ini diluar mimpi gue. Yaiya lah siapa sih yang pernah bermimpi punya sakit mental. Gak disangka pada akhirnya gue meminta bantuan psikolog juga. Ternyata memendam emosi tuh efeknya setajam ini ya? gue baru tau. By the way... gue paling benci kalau ada orang yang menyangka bahwa semua kepedihan di hidup gue itu berawal dari soal percintaan. Itu salah banget, mereka sama sekali ga paham. Gue sudah berulang kali mengurut kehidupan ke belakang, mencari akar dari permasalahan gue. Ya dengan berat hati gue harus mengakui bahwa akarnya ada di keluarga. Tapi gue sangat menyangkal kalau keluarga gue jahat, kenapa? karena menurut gue sikap orang tua dan saudara gue itu karena mereka juga punya latar belakangnya sendiri. Intinya ini tuh udah jadi seperti rantai, udah seperti penyakit yang diwarisi dengan efek yang tidak selalu sama kepada setiap anggota keluarga. Tugas gue saat ini adalah menyembuhkan diri sendiri agar rantai ini terputus dan keturunan gue nantinya tidak merasakan yang gue alami di kemudian hari. 

Keluarga gue memang didikannya keras. Gue ga pernah bisa jadiin keluarga gue sandaran yang nyaman ketika hati gue sedang murung atau sedih. Respon dari mereka sering kali bukan respon yang gue inginkan, kata-kata yang keluar sering membuat gue semakin down karena merasa tidak dimengerti, tidak didengar. Sialnya selama 12 tahun gue selalu mendapati lingkungan pertemanan yang tidak sehat. Waktu SD gue sering di bully, masuk SMP gue tidak punya banyak teman, masuk SMA gue pernah dijauhi karena bodoh. Daan ketika gue di usia peralihan remaja ke dewasa dimana memang lagi labil banget, gue bertemu dengan seseorang yang gue pikir dia adalah sudut ternyaman gue. Betul siih... untuk 6 bulan pertama tapi di bulan-bulan berikutnya sampai 4 tahun lamanya semuanya berubah semakin buruk. Bodohnya, gue ga bisa lepasin dia karena gue sayang sama dia, gue ga bisaa kehilangan orang yang di sayang. Gue membiarkan harga diri gue diinjak injak asal dia tetap ada. Suatu kebodohan yang akhirnya membuat gue merasa menjadi 'sampah'. Well disamping itu gue harus berusaha memenuhi ekspektasi orang tua untuk meraih cumlaude dan menghadapi segala drama di keluarga dan di tempat kuliah. 

Yah... sampai akhirnya gue merasa cukup, gue tidak menemukan kenyamanan di dalam keluarga hingga gue pun mencari sudut ternyaman di para sahabat. Mereka lah rumah ke dua gue, tempat berpulang. Seberat apapun perasaan ini, ketika pulang ke mereka ya gue merasa nyaman dan bahagia lagi. Gue pun terlena, tidak menyadari satu kenyataan bahwa hari dimana teman-teman gue akan menikah, punya pasangan, atau sibuk dengan keluarganya sendiri itu akan datang. Gue tidak menyadari sahabat sekalipun suatu saat tidak akan bisa jadi 911 gue atau ada 24/7 buat gue. Dan pandemi benar-benar memperburuk keadaan. Karena ketika hari itu datang... gue terkurung di dalam rumah dalam waktu yang lama. Ah... di tambah lagi permasalahan di kantor yang rasanya tiada henti. Fitnah yang gue dapetin, perlakuan seseorang yang tidak pantas semuanya membuat gue sangat amat lelah.

Teringat pada malam-malam tertentu di akhir tahun 2020 gue sering meringkuk di kamar yang gelap dan menangis tak bersuara. Hati gue terasa sangat sakit tapi gue ga tau pasti hal apa yang buat gue sedih. Gue merasa tidak berguna dari hari ke hari. Gue ga ngerti kenapa semuanya terasa membosankan dan tidak menyenangkan. Gue merasa benci banget ke diri sendiri selalu salah mengambil keputusan dan bodoh dan terlalu bergantung kepada teman2 gue. 

Awal tahun 2021 gue mencoba untuk bangkit dengan versi diri gue yang baru. Menutup banyak pertemanan, menghapus banyak sosmed, dan mengubah penampilan. Ah... keknya penampilan berubah ini karena terpaksa. Jadi satu malam gue terserang rasa sedih yang mendalam, gue ga tau harus lampiasin kemana karena menangis tidak cukup rasanya. Akhirnya gue mulai tertarik untuk bermain dengan sebuah gunting. Tapi keknya masih takut aja gitu buat mati, gue pasti masuk neraka jadinya gue lampiasin aja ke rambut. Ya, rambut gue tersisa sangat pendek, dan paginya gue buru2 ke salon buat diperbaiki biar ga ketauan orang di rumah. Pokoknya saat itu apa yang dulu gue sukai jadi  tidak gue sukai. Bahkan warna pink aja gue jadi ga suka. 

Satu tahun lamanya gue merasa sangat tidak jelas. Herannya gue jadi punya rasa takut, dan cemas yang berlebihan. Di bulan Mei 2021 ketika gue kembali mempercayakan hati gue kepada seseorang gue memang merasa bahagia kembali. Tapi sayangnya sepertinya itu cuma 3 bulan pertama saja, bulan berikutnya bahkan sampai hari ini kebahagiaan itu seolah perlahan menghilang. Gue sangat tidak bisa menerima kenyataan dan membuat gue sangat membenci diri gue. Itu lah yang mendorong gue buat 'cutting' for the first time. Walau cuma sekali tapi saat ini ketika takut dan cemas itu datang gue masih sering tertarik buat nyakitin diri sendiri. Masalah seperti tiada hentinya datang, tidak mengizinkan gue bernafas. Bulan Desember 2021 menjadi bulan yang terparah karena hampir setiap hari gue merasa takut dan cemas yang berlebihan. Asam lambung sering kali naik membuat gue merasa lemas. 

Perihal dia yang gue percayakan dari bulan Mei 2021 untuk jaga hati gue... I love him so much. Gue sayang banget sama dia, tapi kadang gue ga bisa memahami pemikiran dia. Gue tau semua yang terjadi ini adalah sebuah ujian, dan kami adalah dua orang dengan mental yang tidak sehat sebetulnya. Tapi gue pengennya bisa bekerja sama dengan dia mengingat we have no time again to ignore this drama even just one hour. Kami harus bisa melawan rasa takut masing-masing. Gue melawan rasa takut untuk bisa mempercayai dia, dan dia melawan rasa takut untuk menyelesaikan masalah dia. Tapi mungkin dia belum bisa memahami konsep ini. Gue galau apakah ultimatum yang gue beri ke dia harus benar-benar gue jalankan. Lalu nanti dia bagaimana kalau gue tinggalin?? Tapi  apakah dia berpikir akan keadaan gue kalau dia terus tidak bisa melawan rasa takutnya dan menunda-nunda waktu? kalau dia berpikir, pasti dia akan berusaha melawan rasa takutnya bukan?? gue cuma bisa berharap dia mengerti dan mulai beraksi sebelum gue benar-benar pergi.


Read More

Cabut Gigi dengan Bius Total

Hai! di postingan kali ini gue mau berbagi pengalaman cabut gigi dengan bius total. Jadi ya dari tanggal 13 November 2021 gigi gue sakit dan pipi membengkak. Usut punya usut ternyata gue bakal tumbuh gigi bungsu. Setelah ke dokter gigi, gue disuruh untuk rontgen panoramik untuk melihat arah pertumbuhan gigi bungsu gue. Ternyata dari hasil rontgen gue punya dua gigi bungsu yang letaknya masing-masing satu buah di rahang bawah kanan dan kiri. Tetapi salah satu gigi bungsu letaknya menyamping dan akarnya sangat dekat dengan tulang rahang. Kemudian dokter menyarankan untuk dicabut dengan bius total untuk memudahkan penanganan pendarahan nantinya. Selain itu dokter juga menganjurkan sekalian cabut gigi gue yang berlubang. Jumlahnya ternyata banyak, gue harus cabut 6 gigi diantaranya 2 gigi bungsu, 2 gigi geraham atas yang berlubang, 1 gigi geraham bawah depan, dan 1 akar gigi yang tertinggal bekas pencabutan gigi yang dulu tahun 2019 belum selesai (baca: Akhirnya Cabut Gigi Permanen! ). 

Rontgen Panoramik Karies Gigi dan Gigi Bungsu

Membayangkan kehilangan 6 gigi dalam 1 hari, lalu proses pengoperasian dengan bius total membuat gue stres banget. Akhirnya gue membuat perjanjian dengan dokter kalau mau cabut 5 gigi aja. Karena gue berencana untuk gigi yang satu lagi nanti saja deh karena pengennya selesai dicabut langsung pasang dental bridge supaya ga terlalu banyak ompong. Berhubung pemasangan dental bridge tidak ditanggung BPJS yaa gue mau kumpul duit dulu lah. Gue sangat bersyukur ada BPJS, gak kebayang berapa uang yang harus gue keluarkan untuk operasi ini kalau ga ada BPJS. Semua tindakan, konsultasi, obat, biaya ranap GRATISSSSSS!!. Kecuali biaya swab PCR ya karena kondisi pandemi jadi diwajibkan swab PCR dulu buat pasien ranap, dan swab antigen bagi penunggunya, itu baru gue bayar sendiri. Tapi alhamdulillah biaya swab PCR bisa minta reimburse di kantor hehehe. Dan lebih alhamdulillah lagi karena gue dirujuk ke Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Dari beberapa rumah sakit rujukan BPJS yang pernah gue datengin, RSUI ini the best banget pelayanannya. Semua susternya ramaaaah dan baiiiiik banget. Dokternya juga baik banget. Terimakasih banget buat suster-suster dan dokter yang nanganin gue selama di RS yaaa. 

Selasa, 30 November 2021 gue melakukan serangkaian persiapan operasi gigi ditemenin sama pacar gue tersayang. Tidak banyak sih gue cuma disuruh rontgen dada sama check darah. Setelah itu konsul ke dokter anestesi (dr. Aino Nindya Auerkari, Sp. An), dokter menanyakan apakah gue punya riwayat alergi atau penyakit dan menjelaskan sedikit proses pembiusan nantinya. Terakhir gue disuruh untuk swab PCR tetapi karena hari itu udah sangat sore dan pelayanan swab sudah tutup, gue disuruh datang kembali besok paginya.

Kamis, 2 Desember 2021 jam 4 sore gue mulai masuk rawat inap. Setelah melakukan registrasi di ruangan IGD, emang bener yaa rejeki anak sholehah haha dengan BPJS gue dapet kamar VIP karena kamar kelas 1 nya full semua. Malam pertama di rumah sakit gue dapet makan malam tentu saja. Gue juga di tensi, di pasang infus, dan ada dokter visit juga salah satunya dari dokter Bedah Mulut (Dr. drg. Dwi Ariawan, MARS, Sp.BM(K) ). Malam itu, suster juga dokter menjelaskan prosedur operasi untuk besoknya. Apa yang akan dipasang ke badan gue nanti dan disuruh untuk puasa selama 6 jam sebelum operasi diantaranya puasa makan selama 4 jam (masih boleh minum hanya air putih) dan puasa makan + minum dari 2 jam sebelum operasi (sama sekali ga bole makan serta minum)

Jumat, 1 Desember 2021 jam 2 dinihari gue dikasih makan supaya kuat puasanya. Setelah makan tentu saja gue tidur lagi. Sekitar jam 6 gue bangun pikiran gue mulai makin stres. Gue sangat takut ngadepin operasi. Jam 10 pagi gue mulai dipindahkan ke ruang operasi oleh suster dengan kursi roda. Sambil menunggu para dokter berdiskusi para suster membantu gue bersiap seperti mengganti baju operasi (gue cuma disuruh pakai baju operasi dan celana dalam aja btw), dipindah ke tempat tidur, dipasang pengukur tensi, dipasang oxymeter, disuntikin obat melalui infus, dan idung gue di masukkan seperti cotton bud untuk swab bedanya ini setelah dimasukkan ke hidung lalu didiamkan selama 5 - 10 menit katanya itu gunanya supaya hidung gue gak berdarah pas dipasang selang oksigen. Btw, karena gue bilang kalo alergi udara dingin jadi selama nunggu dokter selesai diskusi suster memasukkan seperti vacoom ke dalam selimut gue supaya hangat karena ruangan nya dingin. Dannn.... akhirnya setelah dhuhur gue mulai dimasukkan ke ruang operasi. Di sana gue dipasangkan penutup kepala, lalu datanglah dr. Aino untuk membius gue. Sebelum itu kembali hidung gue dimasukkan semacam cotton bud tapi kali ini kapasnya agak lebih besar ya wak kata dr. Aino itu supaya idung gue ga sakit pas dipasang selang oxygen. Memang rasanya setelah itu idung gue agak kebas. Lalu suster menyuntikkan obat bius  dari infus gue, bersamaan dengan itu dr. Aino memasangkan masker anestesi dan menyuruh gue untuk menghirup udara yang keluar dari masker itu. Lambat laun pandangan gue langsung goyang dan mata gue lemes.  Dan akhirnya gue merasakan rasanya di bius total. Rasanya seperti orang tidur saja, bahkan gue mimpi tapi lupa apaan mimpinya.

Operasi gue berlangsung selama 1 jam 30 menit. Gue sama sekali tidak merasakan sakit apapun karena memang tidak sadar. Pokoknya pas pertama kali gue buka mata, beberapa suster udah di depan gue berteriak, "Kak? kak danti operasinya sudah selesai. Kak?? kak operasinya sudah selesai". Gue berusaha membuka mata tapi pandangan gue masih ngeblur, dan gue merasakan mulut gue sangat amat kering. Suster bertanya apa yang gue rasa dan gue jawab kalau gue ngantuk banget, tapi haus banget juga, tapi pusing juga. Terus suster suruh gue buat tidur lagi dulu. Well, gue tidur lagi sebentar. Setelah gue bener-bener sadar baru gue dipindahkan lagi ke kamar inap. Tapi sedihnya gue masih belum boleh minum, mulut gue dipasangkan kapas untuk menghentikan pendarahan. Rasanya tenggorokan gue sakit juga karena ternyata gue dipasang alat pernafasan dari mulut. Setelah 3 jam kapas di mulut gue baru dilepas dan gue disuruh untuk kumur pelan-pelan (sangat amat pelan). Waktu itu buat jalan pun gue masih oleng. Besoknya ada Dr. drg. Vera Julia, Sp.BM (K) dan Dr. drg. Dwi Ariawan, MARS, Sp.BM(K) visit gue buat menjelaskan dan menanyakan keluhan gue pasca operasi.

Kondisi gue setelah baru dipindahkan ke kamar inap pasca operasi

Pasca operasi pipi gue masih bengkak, ga bisa buka mulut lebar-lebar karena ngilu. Gue juga dilarang makan makanan yang keras jadi gue harus makan bubur mungkin selama seminggu. Makanan gue juga harus suhu ruang ga boleh panas atau dingin. Ga boleh sikat gigi juga, ga boleh pake sedotan, ga boleh pedes, ga boleh kumur-kumur yang heboh. Ya Allah rasa kepengen xiboba, chiki, wafer, kopi kenangan, hanamasa, shabu haci semakin menjadi jadi kalo lagi kek gini. 

Kumpulan Gigi yang Dicabut


Ketika gue menulis postingan ini adalah hari kedua pasca operasi dan alhamdulillah gue udah pulang dari rumah sakit. Jadi total rawat inap gue itu cuma 2 malam aja. Sabtu depan tanggal 11 Desember 2021 gue harus kontrol ke dokter gigi lagi untuk lepas jahitan. Semoga tidak ada kendala apapun nantinya.

Pesan gue buat kalian yang punya masalah gigi berlubang segera ke dokter gigi yaa biar gak kejadian kek gue. Dan buat yang giginya ga berlubang tetep rajin ke dokter gigi yaa biar kalo ada gigi bungsu cepet ketahuan dan ditangani. Pokoknya jaga kesehatan gigi kalian yaa guys!


Read More

My First Story about Mas S

Kisah ini lucu, dan mungkin untuk beberapa orang terasa tidak meyakinkan. Ya… aku pun juga tidak yakin tadinya. Semuanya berjalan begitu sangat cepat dan diluar kendaliku. Aku selalu mencari jawaban kepada siapa pun, dan kapan pun untuk memantapkan hatiku yang terlalu keras, mematahkan ego ku yang begitu tinggi karena tidak bisa menerima keadaan. 

Ternyata benar kata orang, ketika kita sudah ikhlas dan berpasrah kepada Allah maka kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Meskipun saat ini masih ada beberapa rintangan yang harus aku lalui dan rasanya sakit, aku harus bersabar dan yakin bahwa semua yang ada di dunia ini hanya sementara.

Dia adalah orang yang selama ini aku tunggu kehadirannya. Perhatiannya kepadaku sangat besar. Dia sangat menyayangiku, memahami aku dan kehidupanku. Bagaimana aku bisa tidak menyayanginya? Aku berharap dia akan seterusnya seperti ini. Aku berharap dia memenuhi janjinya untuk selalu ada di sampingku. Aku berharap dia bisa menjaga kepercayaanku.

Terkadang aku takut tidak bisa melewati rintangan ini. Ketakutanku sangat besar, jika aku mengingat hal ini hatiku sedih dan bertanya kenapa susah bagiku untuk bahagia? Bagaimana kalau dia memang tidak bisa bersama denganku lagi?  

Aku menyayanginya, sungguh…

Untuk kamu yang aku maksud dalam tulisan ini, aku sangat mencintaimu

Terimakasih sudah membuatku percaya bahwa aku masih bisa merasakan cinta

Terimakasih sudah membuatku percaya bahwa ada laki-laki yang mencintaiku dengan tulus

Terimakasih sudah menyayangiku, memahamiku, dan perlakukan aku seperti ratu

Kamu memang bukan orang pertama, tapi aku ingin kamu jadi yang terakhir

Entah bagaimana lagi aku bisa mengatakannya, aku kehilangan kata-kata

Satu harapanku lainnya, semoga Allah segera mengabulkan doa kita

Aku ingin segera bersatu denganmu


Depok, 20 Juni 2021

Adeknya Mas S yang suka ngambek,

Danti Iswandhari

 

 

 

Read More

Dear Mr. B

Lu adalah orang paling random yg pernah gue sukai. Baru kenal udah maunya pacaran, ya gimana gue bisa percaya. Liat kan setelah gue mulai percaya lu malah ghosting. Tapi gue menyadari 1 hal sih salah satu alasan lu ghosting setelah gue main ke cibubur pake motor sendiri. Pegel anjir ahahaha kebayang sih waktu lu anter jemput gue capenya kek apa. 

Ah tapi gue yakin itu hanya sebuah alasan kecil. Alasan terbesarnya ya karna lu emang player and hunter aja. Lu adalah kesalahan buat gue sama kek Mr. DPP. Ga masuk akal aja alasan lu jauhin gue hanya karrna perekonomian. Di saat temen gue nanya motor lu apa, gue bahkan ga kepikiran sama sekali lu mau pake apa. Apakah gue tipe yang menuntut lu? Ada gue nuntut lu kudu punya kerja? Bukannya gue bantu lu cari loker? Kasih segala macam advice biar lu semangat. Ga guna, tetep aja di ghosting guenya. Emang lu nya ajaa yg player and hunter, kalo emang bukan kenapa tiba tiba lu cari cewe baru? Hahahaha gue ngakak njim! 😏

Tapi yasudah... lu menjadi bagian kenangan terburuk buat gue. Akan gue simpan untuk jadi pelajaran karakter macam lu tidak akan muncul lagi di kisah baru gue nantinya. Terimakasih sudah ghosting, aku sangat bersyukur dijauhkan dari buaya kek kamu sebelum aku benar benar tercebur 🤭

Kalo gue nulis cerita tentang kamu, it is just for fun. Kesalahan terkocak di hidup gue soalnya. 
Read More

Social Profiles

Twitter Facebook

Cari Blog Ini

Emoticon

Popular Posts

Categories

Total Tayangan Halaman

Follower

Copyright © Swand-dan room | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com