Tattoo : Seni atau Simbol Kenakalan

Berbicara tentang tattoo, saya bukan orang yang memandang rendah orang bertattoo. Sekalipun insyaallah saya tidak pernah merendahkan orang lain hanya dari fisik. Teman teman saya ada yang memiliki tattoo, bahkan anggota keluarga saya ada yang pernah atau masih memiliki tattoo.

Banyak orang yang menganggap tattoo adalah sebuah seni. Tattoo adalah sebuah simbolis bahwa orang bebas melakukan apapun pada tubuhnya sendiri. Padahal para orang tua menganggap tattoo itu negatif. Tattoo itu hanya dimiliki orang2 yang buruk. 

Baiklah, mari kita tilik KBBI. Seni menurut KBBI adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya) atau karya yang diciptakan dengan keahlian luarbiasa seperti tari, lukisan, ukiran. Jadi apakah tattoo adalah seni? Menurut pemikiran saya yess, tattoo memang seni. Tattoo bermutu? Ya, bagi orang yang bisa melihatnya. Maksudnya begini: suatu hari saya pernah mendatangi salah satu museum art. Dari sekian lukisan yg di pajang... satu pun ga ada yang membuat saya tertarik karena saya tidak memahami artinya, saya tidak memiliki rasa apapun ketika melihat lukisan lukisan itu jadi saya pun bisa mengatakan, "apa sih ini?" dan saya tidak akan mau membayar bahkan sepeser pun untuk lukisan itu. Begitu pun tattoo, saya tidak dapat melihat mutunya karena saya tidak memyukainya, hanya orang orang yang menyukainya saja yang dapat melihat mutunya. Selain itu, bukankah tattoo dibuat dengan keahlian luar biasa?? Bahkan bagi orang biasa, menggambar burung garuda di kertas saja sangat sulit, bayangkan jika harus menggambar di kulit manusia menggunakan jarum. Kertas masih mending kalo salah bisa dihapus, tattoo kan tak bisa terhapus. Bulat keyakinan saya bahwa tattoo adalah seni.

Source: http://www.fingertattoodesigns.com/40-stunning-knuckle-finger-tattoos-design/


Memang, kebanyakan orang bertattoo adalah orang - orang yang tenggelam dalam dunia malam dan cara pembuatan tattoo itu sama saja menyakiti diri sendiri. Jelas para orang tua akan khawatir anaknya mencoba hal menyakitkan seperti itu. Lagipula dalam agama islam yang mayoritas dianut oleh orang Indonesia, tatto tidak dibenarkan oleh Allah. Itu lah mengapa para orang tua memiliki stigma orang dengan tatto = simbol kenakalan. Apalagi bagi yang beragama islam, jika tetap membuat tattoo berarti kadar imannya kurang. Jika ada orang islam yang menentang kalau dibilang "kadar imannya kurang" karena memiliki atau menganggap tattoo adalah benar/wajar, bolehkah saya bertanya "bisakah anda menyebutkan rukun iman dalam islam?"

Tapi tetap saja jika orang tua bilang bahwa orang yang memiliki tattoo adalah orang yang sangat buruk segala hal bahkan patut dijaauhi, saya enggan menaruh stigma yang sama seperti itu. Saya bahkan pernah terkesima dengan seorang wanita bertattoo yang saya temui di commuter line (klik di sini untuk lihat tulisan saya tentang ini). Tattoo hanyalah keputusan seseorang dengan berbagai alasan. Tattoo tidak akan merubah baik atau buruknya hati manusia.

Jadi kesimpulannya menurut saya tattoo memang lah sebuah seni namun tidak dibenarkan dalam agama islam memiliki/membuat tattoo, maka jauhilah jika agamamu melarang apapun manfaatnya tattoo itu. Tapi stop untuk judge orang-orang dengan tattoo nya. Ingatlah selalu surat al kafirun : agamamu agamamu, agamaku agamaku. Masing-masing saja. 
Read More

Relationship

Ah, kenapa ya ada orang yg bisa lupain suatu relationship gitu aja

Banyak kan ya ada 2 atau lebih orang yg dulu nya temen 1 kelas, temen 1 kerjaan, seru banget kalo becanda, susah dipikul bareng, senang di share, bikin grup wa selalu ramai dengan kebahagiaan, ada yang punya berita bahagia ikut bahagia mengucapkan selamat, ada yg punya duka ikut berduka minimal ada ucapan duka. Ada juga yang dulunya dekeeet banget, kemana mana hampir selalu bareng, sering curhat sana sini apa aja dicurhatin dari yg sangat pribadi atau hanya sekedar cerita ringan, sering nongki bareng juga, berbagi suka duka.

Sedekat itu gitu loh, tapi ketika jarak memisahkan, dan waktu tak izinkan lagi untuk sering bertemu lalu seolah WUZZzz!! hilang....................

Seolah kenangan bersama yang dulu tercipta terpecah pecah seperti puzzle dan terpendam dengan kenangan2 baru bersama orang baru yang lebih sering bertemu. Grup wa yang dulu ramai pun mendadak sepi. Diajak kumpul bersama pun sulit, semua memiliki kesibukan masing masing. Yah... Ntah sibuk atau memang sudah hilang rasa kebersamaan. Parahnya lagi ketika ada punya berita suka atau duka pun.... sekedar ucapan selamat atau turut berduka saja bisa terhitung orangnya. 

Iya, seiring berjalannya waktu seolah ada dinding tinggi yang muncul memisahkan, dinding tinggi yang menciptakan rasa enggan, segan, dan atau sungkan. 

Lucunya, ketika waktu mengijinkan kembali untuk bertemu..... semuanya terasa asing, seolah itu pertemuan yang sangat pertama, bahkan untuk menyapa "hai" saja harus berpikir 100x. Sedih rasanya.... 

Untunglah, saya bukan tipe orang yang mudah melupakan relationship. Selagi ada kesempatan untuk menyapa yess saya akan menyapa walaupun hanya dari sosial media. Kecuali kalau relationship itu diakhiri dengan luka dari suatu pertengkaran. Ada rasa ingin kembali yang kuat tapi takut akan terluka lagi. Wajar, tidak ada orang yg ingin terluka. 

Saya akan sangat senang kalo diajak meet up. Saya akan sangat semangat. Bahkan tak jarang saya yang akan mengajak meet up duluan. Malu?? Ngapain malu? Bukannya dulu pernah dekat? Saya sih prinsipnya gitu. Tapi kalo ga ada feedback males juga sih. Misal yang semangat cuma saya gitu. Sampe yang mikirin harus kemana, harus apa cuma saya. Sekedar nentuin tanggal meet up aja gak ada jawaban. Atau ada juga yang di say hi tanggepannya flat malah ga ada jawaban. Males banget tau ga sih. Ini kan bukan tentang give and give jadi saya mengharapkan pamrih dong. Ini tuh tentang relationship, tentang silaturahim, bagaimana bisa terjalin kalo talinya cuma 1? Iya ga sih? Duh, kalo udah begitu menurut gue sekalian saja tidak usah kenal lagi bahkan di sosial media sekalipun. Saya bukan orang yang mementingkan jumlah follower sih ya, jadi mengurangi orang2 macam itu ga ada artinya untuk saya.
Read More

Semua Laki-Laki itu Sama

Ada temen tiba tiba posting poto cewe dengan caption "sayang" yang saya tau itu bukan cewenya. Tentu ini mengundang rasa penasaran saya!

Sejurus kemudian... bergeraklah hati ini untuk bertanya menuntaskan rasa penasaran

Lalu dia (temen saya) akhirnya curhat tentang hubungannya dengan cewe dia yg sejauh saya tau belum putus. I mean bukan cewe yg dia posting, sebut aja cewenya adalah rosabela.

Intinya dia bilang... dia dan rosabela sudah putus secara baik2 sejak 3 bulan lalu. Bukan karena selingkuh, bukan karena tidak cocok, bukan karena saling bertengkar, tapi karena kendala keluarga dari pihak si rosabela yang ga menyetujui temen gue ini, yah gue pikir memang sih temen gue ini bukan orang baik secara iman. 

Tapi rasa penasaran belum habis karena yang saya tau dia dan rosabela masih sering jalan bareng, bikin vlog bareng selayaknga orang yang masih pacaran. Saya terus menggali karena masih ada yang mengganjal begitu. Lagipula masih belum masuk akal jarak 3 bulan putus dan masih sering nge-date tapi udah bisa bilang sayang ke cewe lain?

Jika dibandingkan saya aja butuh waktu 1 tahun untuk nge reset hati ini. Membersihkan semua rasa tersisa, mengikhlaskan semua kenangan, dan menerima takdir itu ga semudah itu. Lah ini temen saya baru 3 bulan putus, masih suka jalan bareng mantan tapi bilang sayang ke cewe lain??? WOW! 

Kok bisa ya masih sering jalan, ketemu sama mantan tapi bilang sayang ke cewe lain??? Hal ini membuat saya menanyakan keseriusan dia terhadap cewe barunya, saya juga menanyakan sisi rosabela, dan saya juga menanyakan nasib cewe baru dia ke depannya.

Temen saya berdalih kalo dia udah ikhlas sama takdir dia, begitu pun mantannya, dan mantannya pun tau hubungan dia sama cewe baru itu. Entah mengapa saya susah buat percaya.

Well, saya bertanya lagi apa dia serius sama cewenya yg baru itu, dan dia jawab serius, dia menekankan kalo dia serius.

Hmmm... saya masih agak ragu, mungkin karena dulu saya punya mantan yang waktu masih pacaran sama saya bilangnya sih udah ga mikirin mantannya tapi .. bullshit! Dusta itu semua! Pada akhirnya posisi saya yg lebih banyak dirugikan. Saya membayangkan jika cewe barunya temen mengetahui apa yg disembunyika temen saya ini, saya jadi teringat posisi saya pada saat bersama mantan dan rasa sakit itu jadi teringat lagi.

Meski begitu saya mencoba percaya, lalu......

Hari itu saya menghabiskan penghujung hari sebelum liburan bersama teman-teman di tongkrongan yang dulu sering kami datangi semasa kuliah. Teman saya itu hadir, dan rosabela pun hadir (fyi rosabela sudah saya anggap seperti adik saya sendiri). Dan..... mata ini pun melihat yang....... Entahlah...... what the ....... 😂😂 percaya ga percaya, apakah saya sudah dibohongi teman saya? Persis di depan mata pula, temen saya ini"membelai" rambut rosabela dengan lembut, dan caranya memandang rosabela benar-benar penuh kasih sayang. Bahkan ketika kami poto bersama pun dia ambil posisi di sebelah rosabela hahahahaha 😂😂 saya tidak bisa berhenti untuk tertawa. 

Terus terang, saya langsung berpikir apakah sudah tak ada laki laki yang bisa dipercaya omongannya? Apakah kali ini saya harus percaya semua mulut laki laki itu sama?

Kenapa bisa melakukan hal seperti itu? Kenapa bisa memberi harapan ke orang baru sedangkan urusan hati dengan mantan belum selesai? Move on ga harus cari pengganti kan? Kenapa harus memperalat orang baru untuk ngobatin luka yang bahkan si orang itu ga tau kalo luka itu ada? Tahap awal move on bukan lah menerima kehadiran orang baru, tapi memaafkan masa lalu! Menerima terlebih dahulu takdir yang sudah digariskan, mengembalikan segala rasa seperti semula. 

Ya Allah, bagaimana ini apakah kali ini saya harus percaya bahwa semua laki lali itu sama? Bahwa semua laki laki memang hobi melontarkan kata kata manis untuk mencuri hati wanita yang padahal kata kata manis itu hanya di bibir saja? 

Padahal hati wanita itu bagaikan kaca yang mudah rapuh dan tersentuh tapi sering kali laki laki mempermainkannya hingga pecah dan tak dapat kembali lagi seperti semula. 



Read More

Social Profiles

Twitter Facebook

Cari Blog Ini

Emoticon

Popular Posts

Categories

Total Tayangan Halaman

Follower

Copyright © Swand-dan room | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com