rindu pada-Mu part. 1, -cerpen

    Dulu di rumah berluaskan 500 X 375 ini terasa sangat nyaman buatku. Suasananya ramai dan penuh canda. Tiap minggu ayah selalu menggelar pengajian atau dinner bersama anak-anak yatim / piatu / yatim piatu. Dan tiap bulan ayah selalu menggelar pesta keluarga. Sungguh menyenangkan tinggal dirumah ini. Tiap orang pasti akan mendambakan untuk menjadi bagian keluarga ku yang harmonis ini.
   Namun semua berbalik 360 derajat ketika bunda menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuanku. Kala itu semua orang menuduhku kecuali ayah. Aku dituduh menjadi biang atas meninggalnya bunda. Padahal bunda meninggal murni karena serangan jantung dan dokter telah membuktikan itu semua. Entah setan apa yang telah merasuki keluargaku dan orang-orang itu. Mereka tak habisnya menuduhku bahkan membenciku. Aku tak tahu apa alasan mereka menuduhku.
   Ayah. Hanya ayah yang saat itu ku punya. Semua sodaraku menolak untuk tinggal bersamaku. Mereka lebih memilih tinggal bersama budheku selama ayah belum mengusirku dari rumah. Berminggu-minggu aku menangis meratapi nasib hingga airmataku mengering. Aku berharap keadilan datang mengunjungiku.
   Sayang, keadilan tak ada bedanya dengan sodaraku. Ia memusuhiku!. Ayah pergi meninggalkanku demi gadis buruk rupa berusia 17 tahun!. Ia menikahi gadis yang umurnya 3 tahun lebih muda dariku!. It's crazy. Tentu saja aku frustasi. Gadis itu tak hanya merebut ayah dari ku. Ia bahkan menelantarkanku. Kuliahku terabaikan. Hidupku benar-benar merana. Aku hanya ditinggali sebuah rumah mewah ini yang terus menerus di minta hak warisnya oleh sodaraku yang lain. Dalam kebingunganku ini aku gelimpangan. Aku berjalan menyusuri jalan kecil di gelapnya malam hingga aku menemukan suatu BAR. Aku mencoba memasukinya. Lampu kerlap-kerlip menyinari ruangan itu. Suara musik berdengung keras. Tiap orang tenggelam dalam minuman dan pil-pil neraka. Mereka berjoget, nyanyi, tertawa di atas kontrol mereka. Aku tak tahan dengan keadaan seperti itu. Aku langsung buru-buru pulang. Tak hentinya aku mengucapkan istighfar.
***

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook

Cari Blog Ini

Emoticon

Popular Posts

Categories

Total Tayangan Halaman

Follower

Copyright © Swand-dan room | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com