Tattoo : Seni atau Simbol Kenakalan

Berbicara tentang tattoo, saya bukan orang yang memandang rendah orang bertattoo. Sekalipun insyaallah saya tidak pernah merendahkan orang lain hanya dari fisik. Teman teman saya ada yang memiliki tattoo, bahkan anggota keluarga saya ada yang pernah atau masih memiliki tattoo.

Banyak orang yang menganggap tattoo adalah sebuah seni. Tattoo adalah sebuah simbolis bahwa orang bebas melakukan apapun pada tubuhnya sendiri. Padahal para orang tua menganggap tattoo itu negatif. Tattoo itu hanya dimiliki orang2 yang buruk. 

Baiklah, mari kita tilik KBBI. Seni menurut KBBI adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya) atau karya yang diciptakan dengan keahlian luarbiasa seperti tari, lukisan, ukiran. Jadi apakah tattoo adalah seni? Menurut pemikiran saya yess, tattoo memang seni. Tattoo bermutu? Ya, bagi orang yang bisa melihatnya. Maksudnya begini: suatu hari saya pernah mendatangi salah satu museum art. Dari sekian lukisan yg di pajang... satu pun ga ada yang membuat saya tertarik karena saya tidak memahami artinya, saya tidak memiliki rasa apapun ketika melihat lukisan lukisan itu jadi saya pun bisa mengatakan, "apa sih ini?" dan saya tidak akan mau membayar bahkan sepeser pun untuk lukisan itu. Begitu pun tattoo, saya tidak dapat melihat mutunya karena saya tidak memyukainya, hanya orang orang yang menyukainya saja yang dapat melihat mutunya. Selain itu, bukankah tattoo dibuat dengan keahlian luar biasa?? Bahkan bagi orang biasa, menggambar burung garuda di kertas saja sangat sulit, bayangkan jika harus menggambar di kulit manusia menggunakan jarum. Kertas masih mending kalo salah bisa dihapus, tattoo kan tak bisa terhapus. Bulat keyakinan saya bahwa tattoo adalah seni.

Source: http://www.fingertattoodesigns.com/40-stunning-knuckle-finger-tattoos-design/


Memang, kebanyakan orang bertattoo adalah orang - orang yang tenggelam dalam dunia malam dan cara pembuatan tattoo itu sama saja menyakiti diri sendiri. Jelas para orang tua akan khawatir anaknya mencoba hal menyakitkan seperti itu. Lagipula dalam agama islam yang mayoritas dianut oleh orang Indonesia, tatto tidak dibenarkan oleh Allah. Itu lah mengapa para orang tua memiliki stigma orang dengan tatto = simbol kenakalan. Apalagi bagi yang beragama islam, jika tetap membuat tattoo berarti kadar imannya kurang. Jika ada orang islam yang menentang kalau dibilang "kadar imannya kurang" karena memiliki atau menganggap tattoo adalah benar/wajar, bolehkah saya bertanya "bisakah anda menyebutkan rukun iman dalam islam?"

Tapi tetap saja jika orang tua bilang bahwa orang yang memiliki tattoo adalah orang yang sangat buruk segala hal bahkan patut dijaauhi, saya enggan menaruh stigma yang sama seperti itu. Saya bahkan pernah terkesima dengan seorang wanita bertattoo yang saya temui di commuter line (klik di sini untuk lihat tulisan saya tentang ini). Tattoo hanyalah keputusan seseorang dengan berbagai alasan. Tattoo tidak akan merubah baik atau buruknya hati manusia.

Jadi kesimpulannya menurut saya tattoo memang lah sebuah seni namun tidak dibenarkan dalam agama islam memiliki/membuat tattoo, maka jauhilah jika agamamu melarang apapun manfaatnya tattoo itu. Tapi stop untuk judge orang-orang dengan tattoo nya. Ingatlah selalu surat al kafirun : agamamu agamamu, agamaku agamaku. Masing-masing saja. 
Read More

Relationship

Ah, kenapa ya ada orang yg bisa lupain suatu relationship gitu aja

Banyak kan ya ada 2 atau lebih orang yg dulu nya temen 1 kelas, temen 1 kerjaan, seru banget kalo becanda, susah dipikul bareng, senang di share, bikin grup wa selalu ramai dengan kebahagiaan, ada yang punya berita bahagia ikut bahagia mengucapkan selamat, ada yg punya duka ikut berduka minimal ada ucapan duka. Ada juga yang dulunya dekeeet banget, kemana mana hampir selalu bareng, sering curhat sana sini apa aja dicurhatin dari yg sangat pribadi atau hanya sekedar cerita ringan, sering nongki bareng juga, berbagi suka duka.

Sedekat itu gitu loh, tapi ketika jarak memisahkan, dan waktu tak izinkan lagi untuk sering bertemu lalu seolah WUZZzz!! hilang....................

Seolah kenangan bersama yang dulu tercipta terpecah pecah seperti puzzle dan terpendam dengan kenangan2 baru bersama orang baru yang lebih sering bertemu. Grup wa yang dulu ramai pun mendadak sepi. Diajak kumpul bersama pun sulit, semua memiliki kesibukan masing masing. Yah... Ntah sibuk atau memang sudah hilang rasa kebersamaan. Parahnya lagi ketika ada punya berita suka atau duka pun.... sekedar ucapan selamat atau turut berduka saja bisa terhitung orangnya. 

Iya, seiring berjalannya waktu seolah ada dinding tinggi yang muncul memisahkan, dinding tinggi yang menciptakan rasa enggan, segan, dan atau sungkan. 

Lucunya, ketika waktu mengijinkan kembali untuk bertemu..... semuanya terasa asing, seolah itu pertemuan yang sangat pertama, bahkan untuk menyapa "hai" saja harus berpikir 100x. Sedih rasanya.... 

Untunglah, saya bukan tipe orang yang mudah melupakan relationship. Selagi ada kesempatan untuk menyapa yess saya akan menyapa walaupun hanya dari sosial media. Kecuali kalau relationship itu diakhiri dengan luka dari suatu pertengkaran. Ada rasa ingin kembali yang kuat tapi takut akan terluka lagi. Wajar, tidak ada orang yg ingin terluka. 

Saya akan sangat senang kalo diajak meet up. Saya akan sangat semangat. Bahkan tak jarang saya yang akan mengajak meet up duluan. Malu?? Ngapain malu? Bukannya dulu pernah dekat? Saya sih prinsipnya gitu. Tapi kalo ga ada feedback males juga sih. Misal yang semangat cuma saya gitu. Sampe yang mikirin harus kemana, harus apa cuma saya. Sekedar nentuin tanggal meet up aja gak ada jawaban. Atau ada juga yang di say hi tanggepannya flat malah ga ada jawaban. Males banget tau ga sih. Ini kan bukan tentang give and give jadi saya mengharapkan pamrih dong. Ini tuh tentang relationship, tentang silaturahim, bagaimana bisa terjalin kalo talinya cuma 1? Iya ga sih? Duh, kalo udah begitu menurut gue sekalian saja tidak usah kenal lagi bahkan di sosial media sekalipun. Saya bukan orang yang mementingkan jumlah follower sih ya, jadi mengurangi orang2 macam itu ga ada artinya untuk saya.
Read More

Semua Laki-Laki itu Sama

Ada temen tiba tiba posting poto cewe dengan caption "sayang" yang saya tau itu bukan cewenya. Tentu ini mengundang rasa penasaran saya!

Sejurus kemudian... bergeraklah hati ini untuk bertanya menuntaskan rasa penasaran

Lalu dia (temen saya) akhirnya curhat tentang hubungannya dengan cewe dia yg sejauh saya tau belum putus. I mean bukan cewe yg dia posting, sebut aja cewenya adalah rosabela.

Intinya dia bilang... dia dan rosabela sudah putus secara baik2 sejak 3 bulan lalu. Bukan karena selingkuh, bukan karena tidak cocok, bukan karena saling bertengkar, tapi karena kendala keluarga dari pihak si rosabela yang ga menyetujui temen gue ini, yah gue pikir memang sih temen gue ini bukan orang baik secara iman. 

Tapi rasa penasaran belum habis karena yang saya tau dia dan rosabela masih sering jalan bareng, bikin vlog bareng selayaknga orang yang masih pacaran. Saya terus menggali karena masih ada yang mengganjal begitu. Lagipula masih belum masuk akal jarak 3 bulan putus dan masih sering nge-date tapi udah bisa bilang sayang ke cewe lain?

Jika dibandingkan saya aja butuh waktu 1 tahun untuk nge reset hati ini. Membersihkan semua rasa tersisa, mengikhlaskan semua kenangan, dan menerima takdir itu ga semudah itu. Lah ini temen saya baru 3 bulan putus, masih suka jalan bareng mantan tapi bilang sayang ke cewe lain??? WOW! 

Kok bisa ya masih sering jalan, ketemu sama mantan tapi bilang sayang ke cewe lain??? Hal ini membuat saya menanyakan keseriusan dia terhadap cewe barunya, saya juga menanyakan sisi rosabela, dan saya juga menanyakan nasib cewe baru dia ke depannya.

Temen saya berdalih kalo dia udah ikhlas sama takdir dia, begitu pun mantannya, dan mantannya pun tau hubungan dia sama cewe baru itu. Entah mengapa saya susah buat percaya.

Well, saya bertanya lagi apa dia serius sama cewenya yg baru itu, dan dia jawab serius, dia menekankan kalo dia serius.

Hmmm... saya masih agak ragu, mungkin karena dulu saya punya mantan yang waktu masih pacaran sama saya bilangnya sih udah ga mikirin mantannya tapi .. bullshit! Dusta itu semua! Pada akhirnya posisi saya yg lebih banyak dirugikan. Saya membayangkan jika cewe barunya temen mengetahui apa yg disembunyika temen saya ini, saya jadi teringat posisi saya pada saat bersama mantan dan rasa sakit itu jadi teringat lagi.

Meski begitu saya mencoba percaya, lalu......

Hari itu saya menghabiskan penghujung hari sebelum liburan bersama teman-teman di tongkrongan yang dulu sering kami datangi semasa kuliah. Teman saya itu hadir, dan rosabela pun hadir (fyi rosabela sudah saya anggap seperti adik saya sendiri). Dan..... mata ini pun melihat yang....... Entahlah...... what the ....... 😂😂 percaya ga percaya, apakah saya sudah dibohongi teman saya? Persis di depan mata pula, temen saya ini"membelai" rambut rosabela dengan lembut, dan caranya memandang rosabela benar-benar penuh kasih sayang. Bahkan ketika kami poto bersama pun dia ambil posisi di sebelah rosabela hahahahaha 😂😂 saya tidak bisa berhenti untuk tertawa. 

Terus terang, saya langsung berpikir apakah sudah tak ada laki laki yang bisa dipercaya omongannya? Apakah kali ini saya harus percaya semua mulut laki laki itu sama?

Kenapa bisa melakukan hal seperti itu? Kenapa bisa memberi harapan ke orang baru sedangkan urusan hati dengan mantan belum selesai? Move on ga harus cari pengganti kan? Kenapa harus memperalat orang baru untuk ngobatin luka yang bahkan si orang itu ga tau kalo luka itu ada? Tahap awal move on bukan lah menerima kehadiran orang baru, tapi memaafkan masa lalu! Menerima terlebih dahulu takdir yang sudah digariskan, mengembalikan segala rasa seperti semula. 

Ya Allah, bagaimana ini apakah kali ini saya harus percaya bahwa semua laki lali itu sama? Bahwa semua laki laki memang hobi melontarkan kata kata manis untuk mencuri hati wanita yang padahal kata kata manis itu hanya di bibir saja? 

Padahal hati wanita itu bagaikan kaca yang mudah rapuh dan tersentuh tapi sering kali laki laki mempermainkannya hingga pecah dan tak dapat kembali lagi seperti semula. 



Read More

Rindu yang Tak Beruang

Sekian hari sudah dilewati tapi mengapa aku masih sama? Aku tak berubah. Aku sudah meminta, merengek, hingga terganti pintaku itu dari A, B, lalu C tapi belum juga dikabulkan. Tuhan masih ingin mengujiku, sedang aku mendekati kegagalan. Aku bingung, hati ini tidak tau mau apa. Dari sakit menjadi hampa. Dari hampa menjadi suka. Dari suka menjadi harap. Lalu harapan musnah, hati ini masih saja terus mengenang. Malu rasanya ketika aku menyadari rasa hati ini. Malu jika aku mengingat dia tak seperti ini, seperti aku. Aku berusaha membenci agar aku mudah melupakaan, tapi aku tak temukan alasan untuk itu. Tidak ada kesalahan dari dia. Tidak satu pun. Satu2nya yg bisa ku salahkan adalah dia terlalu berjuang saat itu, terlalu sering menghubungiku hingga aku sedikit lupa dengan konsep yg sedang ku jalani. Hati ini terpeleset hingga sedikit tersentuh dengan sosok dan caranya. Tapi, bukankah aku juga ingin diperjuangkan?




Hari itu aku berlari, berusaha sangat kencang, menjauhi semuanya tentang dia. Aku ingin meninggalkan semuanya. Bahkan aku berhenti mengucapkan namanya. Menghapus seluruh ceritanya. Menjauhi pembahasan tentang dia. Dan semenjak hari itu, tak pernah lagi ku lihat dia dimanapun kecuali sesekali tanpa sengaja melalui story whatsapp yang langsung buru2 aku lewati. Aku juga tak berusaha mencari cerita dia lagi. Aku berusaha keras mengontrol diriku. Tapi mengapa masih saja ada rasa yg tersisa hingga hari ini? Aku masih saja harus berlari. Bahkan ketika orang tuaku menanyakan tentang dia, mengingat tentang dia, pintu kesedihan dalam hati ini terketuk dan aku harus segera berlari semakin jauh lagi.

Aku tidak ingin jatuh hati kepada orang yg tidak tepat. Aku tau hati ini memiliki kesetiaan yang tinggi. Aku tak ingin kelebihan hati ini menjadi boomerang yang penuh duri. Hati ini rindu tapi tak memiliki ruang. Hati ini rindu tapi tak memiliki yang dirindukan. Aku tak ingin kejadian serupa terjadi lagi, dimana aku sudah melayang tinggi oleh harapan lalu terjatuh pada akhirnya. Aku menutup pintu hatiku, menolak siapapun yang mengetuknya. Terkadang aku mengintip dari balik pintu, aku ingin membukanya tapi aku teringat janji kepada Tuhan. Aku menghitung hari, menunggu hari itu. Hari dimana aku bisa membuka pintu dan siap menerima kedatangan tamu. Aku menunggu hari itu. Satu hari di tahun 2021. Semoga bisa terwujud, entah siapa dia yang Tuhan pilihkan, insyaallah tepat untukku. Aku percaya meski kini tak beruang, rindu ini pasti ada ujungnya.
Read More

PERNIKAHAN


Pertanyaan
Semakin hari semakin menyebalkan rasanya dengan pertanyaan orang-orang. Ada begitu banyak cerita mengenai gue tapi pertanyaan yang selalu menjadi trending topic saat ini adalah : "KAPAN NIKAH?". Nah, terus kalo udah dapet jawabannya lalu apa? apa yang akan mereka lakukan??????? meledek? nyariin jodoh? atau bersedia nyumbang dana di pernikahan gue nantinya?

Dalam hidup ada yang namanya privacy toh? Menurut gue privacy adalah suatu hal dari satu individu atau sekelompok orang yang bersifat pribadi dan bukan untuk konsumsi publik. Jadi, kenapa sih orang-orang bertanya tidak perlu menyinggung hal-hal yang privacy gitu. Pernah gue denger dari guru gue, orang barat kalo bertanya ke orang lain akan hindarin pertanyaan yang menyangkut privacy kek umur, status, dan apa yang lagi dia lakuin. Yap! Itu adalah hal yang privacy karena kamu tidak ada urusan dengan hal itu, kamu tidak berniat dan tidak bisa melakukan apapun kecuali atas izin dari yang punya privacy. Tapi ini adalah Indonesia yang sayangnya pertanyaan-pertanyaan semacam itu menjadi salah satu opsi ketika sedang berbasa-basi. Indonesia memang sangat mengenal budaya basa-basi.  Mungkin kalo relationnya udah deket banget gitu ga apa kali ya, nah yang terjadi sama gue adalah mereka gak terlalu deket, menurut gue, mereka bertanya hanya sekedar kepo aja gitu. Padahal masih banyak pertanyaan lain tentang diri gue selain status gue kan?

Saking banyak dan seringnya pertanyaan “KAPAN NIKAH?” gue sampe berpikir Emang jadi jomblo itu dosa ya? emang jadi jomblo itu haram?? emang jadi jomblo itu salah? emang jomblo = sampah masyarakat????? Pernah gak sih mereka berpikir orang selalu punya alasan untuk membuat suatu komitmen/prinsip di hidupnya. Masuk akal atau gak alasan itu, yang jalanin kan orang itu sendiri, selagi itu gak merugikan orang lain... kenapa nggak? Mungkin orang itu ingin mengikuti #teamtaaruf , mungkin orang itu punya trauma masa lalu, mungkin orang itu punya mimpi yang harus dicapai sebelum menikah, mungkin orang itu ada masalah lain yang apaka itu perlu di publikasikan? Terus ketika semua orang tau gue belum nikah dan jomblo mereka mau apa? Cariin gue jodoh? Mungkin itu niat baik tapi kembali lagi ke pernyataan gue sebelumnya: ALASAN. Jadi, please mulailah berhenti bertanya "kapan nikah?" "mana pacar kamu?" apalagi kalo gak deket sama orang yang ditanya itu. Hargai privacy orang lain mulai dari sekarang.

Pandangan
Oke, gue pribadi tentu punya pandangan sendiri dengan yang namanya PERNIKAHAN. Pernikahan bukan satu hal yang mudah seperti pengucapannya. Dari persiapannya, acara akadnya, dan kehidupan setelah menikah perlu pemikiran dan persiapan mental yang matang. Pernikahan adalah 1 komitmen yang harus dijaga seumur hidup, akan ada tugas tambahan yang wajib diemban sesuai kodrat gue sebagai perempuan disamping tugas sebagai anak dan karyawan di suatu instansi. Tugas tambahan ini adalah tugas yang sangat mulia. Gue akan menjadi pendamping imam gue, melayani dia dan ketika lahir seorang anak dari rahim gue, gue akan menjadi salah satu panutan untuk anak itu, dan tentu saja harus merawatnya. Gue wajib memperhatikan imam dan anak gue dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tidak hanya memperhatikan fisik, tapi juga mental. Terlihat sepele tapi itu tidak mudah.  Tapi, semua tugas itu adalah pahala buat gue.

Pernikahan itu tidak menyatukan hanya 2 orang saja, melainkan 2 keluarga. Pernikahan adalah penyatuan 2 keluarga yang berbeda. Keluarga adalah suatu organisasi yang ikatannya kental dan kuat, hubungan diantara tiap orangnya bukan lagi terikat dengan sekedar perjanjian, melainkan darah.  Itulah mengapa dalam pernikahan tidak cukup persetujuan dari 2 orang yang menikah saja. Semua orang dalam keluarga harus menyetujuinya. Apalagi ayah dan ibu dari masing-masing mempelai. Dalam suatu organisasi ketika merekrut orang baru atau ingin bekerja sama dengan organisasi lain pasti sangat selektif dan hati-hati agar organisasi mereka tidak berantakan.

Kesiapan
Ketika ada yang bertanya, “kamu sudah siap menikah?” yang gue pikirkan adalah....

‘Oke, menikah.... gue akan menjadi seorang istri. Setiap gue bangun di pagi hari akan ada suami di depan mata sebagai orang yg pertama gue lihat, dan ketika akan tidur malam suami akan menjadi orang yang terakhir gue lihat. 

Di weekend, setiap jam yang gue liat adalah suami gue. Setiap hari gue harus menyiapkan keperluan suami. Gue akan menyiapkan bajunya untuk kerja, menyiapkan sarapannya, menyiapkan sepatunya. Gue juga akan menyiapkan makan siangnya jika dia tidak mau jajan, dan menyiapkan makan malamnya pula. Gue akan membersihkan rumah, membereskan tempat tidur, mencuci pakaiannya, menyapu, mengepel, menyetrika pakaiannya. Ketika suami pulang, gue harus menyambutnya dengan senyum, melakukan apa saja agar lelahnya hilang. Menjadi pendengarnnya dikala sedang ada masalah. 

Ketika Allah memberikan gue anak, ya gue harus mengandungnya 9 bulan, melahirkannya, menyusuinya, merawatnya, mengajarinya tentang kehidupan. Apakah gue akan menghabiskan waktu hanya untuk mengurus keluarga? No! Gue juga harus mengurus diri gue sendiri seperti perawatan kulit, sometimes rambut juga. Gue harus tetap merawat tubuh sendiri. Gue juga harus bekerja, mencari uang sendiri. Yap! Semua itu harus gue kerjakan. Apakah gue siap?? Okei, sepertinya gue siap karena cepat atau lambat gue pun harus ada di kondisi seperti itu kan? Dan di umur gue sekarang, gue tidak menemukan alasan untuk bilang gak bisa. Mau sekarang atau nanti, yang namanya perubahan status pasti akan ada masa-masa beradaptasinya. Jadi apa bedanya? Apapun yang akan gue kerjakan ketika hati gue happy pasti tidak akan terasa berat. Jadi, apakah gue siap? Yes, gue siap.

Lalu ketika ada yang bertanya lagi, “bagaimana dengan ibu mertua?” yang gue pikirkan adalah....

‘Ibu mertua.... Sebelum memikirkan ibu mertua gue seperti apa, gue akan membayangkan bagaimana gue ketika jadi mertua dan anak gue laki-laki. Melihat menantu gue mulai mengambil alih kebiasaan merawat anak laki-laki gue, itu akan membuat sedikit kecemburuan. Gue yang merasa sudah mengenal dan mencintai anak gue bahkan sebelum dia lahir, akan memberi tau menantu gue everything about anak gue supaya dia tau how to treat him dengan baik dan benar. Tanpa sadar pasti gue akan mengguruinya. Apalagi ketika dia 1 atap dengan gue. Kalau dia melawan pasti gue tidak akan menyukainya. Iya sih memang betul apa kata ibu, menantu lebih baik tidak 1 rumah dengan mertuanya. Ketika tidak 1 rumah, maka everything is gonna be ok’

“Tapi gimana kalo suami kamu tidak bisa meninggalkan ibunya?”

‘Hm... jujur gue berat hati karena gue takut hal-hal di atas terjadi. Gue sama sekali tidak ingin memiliki hubungan yang buruk dengan orang tua. Tapi gue juga tidak bisa tidak mendukung suami gue. Dalam agama gue diajarkan bahwa laki-laki bertanggung jawab penuh terhadap ibunya seumur hidup ibunya itu. Jadi, gue akan mengembalikan semuanya ke suami. Dia yang punya tanggung jawab ini. Dia berani menikahi gue berarti dia berani bertanggung jawab atas gue termasuk kebahagiaan gue disamping bertanggung jawab pula dengan ibunya. Gue akan menuntut tanggung jawab dia, bagaimana caranya agar hubungan gue dengan ibunya baik baik saja, bagaimana cara mengakrabkan gue dengan ibunya. Menyuruh gue hanya untuk sabar sepertinya itu bukan solusi. Gue menginginkan solusi yang win win. Jadi, allahualam, semoga suami gue bisa mewujudkan itu’

Jadi, sekian curhatan gue tentang pernikahan. Semoga abis ini ga ada lagi orang yang mempertanyakan status gue. Karena gue sudah mulai lelah menjawabnya.

Read More

Klarifikasi Hijrah

Hai! Terimakasih udah mampir kemari, di blog yg ga seru dan ga penting ini. Hari ini gue mau bikin klarifikasi. Jadi, kemarin…. Oh, gak kemarin sih… mungkin beberapa minggu lalu gue nyobain fitur baru instagram Question sticker. Gue membuka kesempatan buat temen2 yang mau nanya ke gue. Bukan aatas dasar alay sih, karena gue sangat menyadari gue itu casingnya jutek sama orang yg ga terlalu dekat, apalagi kalo sama laki gue itu bisa dibilang galak. Sedangkan gue tau mereka kepo sama kehidupan asli gue yang memang jarang banget diketahui orang lain. Apalagi nij soal hijrah gue. Daripada mereka bikin kesimpulan sendiri kan, mending yuk mari tanya langsung ke gue. Daaan ternyata perkiraan gue betul, ada yg nanya soal kejombloan gue dan soal hijrah gue. Di sini gue menyadari, jika gue tidak pernah mencoba fitur ini mereka di luar sana yang tidak tau apa2 pasti berprasangka lain atas semua yg gue lakuin hmm… So, mulai aja deh yaa.

Lagi jomblo ya?
Ya! Mulai tahun 2016, mmm mungkin pertengahan 2016 gue sudah putus dari seorang laki-laki nun jauh di sana. Lebih tepatnya GUE DIPUTUSIN. Setelah hampir 4 tahun gue menangis, mengemis cinta, hina, dan mengorbankan prinsip serta harga diri gue hanya untuk seorang laki2 yang tidak pernah menghargai gue, dan selalu, selalu, selaluuu menyalahkan gue, GUE DIPUTUSIN!! Tapi dulu gue masih tolol, setelah diputusin gue masih berharap dengan laki2 itu. Gue masih suka menghubungi dia, curhat ke dia yang mana jarang bgt ditanggepin. Tapi akhir tahun 2017 gue bener2 sudah lupain dia. Sekarang gue 100% jomblo. Dan gue bertekad ga mau pacaran lagi, gue mau jomblo sampai halal. Doakan yaaa…

Kenapa ga mau punya pacar?
Karena saat ini gue adalah orang yang percaya kalo pacaran dalam islam itu HARAM. Jadi gue ga mau punya pacar, maunya punya suami. Pacarannya setelah ijab kabul. Gituu...

Kapan nikah?
Bicara nikah… sebenernya gue pengen nikah.  Gue siap lahir dan batin harus terikat dalam pernikahan. Apalagi ngeliat temen2 satu persatu udah pada tunangan dan nikah. Gue tau kehidupan pernikahan itu tidak selamanya bahagia. Ada suka dan juga duka itu pasti. Tapi gue yakin gue siap, menyerahkan diri gue untuk seseorang laki2 yang berani bertanggung jawab, pekerja keras, menyayangi gue, dan mampu membimbing gue di jalan Allah. Ya, gue butuh seseorang yg selalu ada untuk membantu hijrah gue ini. Lagi pula menjadi jomblo itu sepi. Sedangkan temen2 udah pada punya pasangan sendiri2. Kadang juga harus kuat hati di ledekin mulu sama temen2. Tapi ternyata orang tua gue tidak melihat kesiapan diri gue ini karena ya… menurut mereka umur gue masih terlalu muda. Lagipula gue punya 2 kakak perempuan yg belum menikah. Jadi keputusan akhir adalah gue harus menunggu sampai umur gue 25 tahun baru boleh melangkahi kakak2 gue ini jika mereka belum menikah. Btw, gue kelahiran 1996. Semoga 3 tahun lagi gue bisa langsung dipertemukan dengan jodoh gue. Seorang laki2 yang bisa bimbing gue… amiin 2021 nikah! Amiiiiin

Kenapa hijrah?
Semua berawal dari satu hari di tahun 2015 kalo ga salah inget ya. Hari itu bagaikan badai buat gue. Bangkai yang selama itu gue simpan rapat2 akhirnya tercium juga. Gue menangis dan menyesal. Seharusnya saat itu pacar gue menemani dan ikut berjuang dengan gue menghadapi masalah ini, karena dia ikut andil dalam. Tapi kenyataannya dia malah mutusin gue. Dia lari dari masalah, dan gue harus menghadapinya sendiri.

Gue putus asa dan hampir bunuh diri. Gue ga tahan lagi saat itu, super duper down. Satu sisi gue harus menghadapi masalah ini, dan di sisi lain gue sibuk memohon ke pacar gue supaya jangan mutusin gue. Untung saat itu ada 1 orang temen gue yang selalu ready menampung segala tangisan gue dan mengingatkan supaya gue ga bertindak gegabah.

Ga ada lagi yg bisa gue lakuin selain doa, 7/24 gue terus berdoa memohon bantuan Allah, memohon ampun. Sampai akhirnya masalah itu mampu gue lewati. Gue berubah, gue mulai menutup aurat gue, gue bertekad memperbaiki iman gue. Tapi mulai sejak itu juga, gue backstreet dengan pacar gue dari keluarga. Ini lah awal mula gue hijrah.

Setelah hari itu, gue masih merasa ada yg ganjil seperti akankah Allah mengampuni segala kesalahan gue, apa gud masih pantas berharap suatu hari bisa bersatu dengan pacar gue, dan lain lain. Tapi ketika gue mulai meniti jalan untuk hijrah, pacar gue justru ingin menarik gue keluar dari jalan hijrah. Alhamdulillah, kali ini hati gue lebih kuat untuk menolak segala godaan. Dan pada akhirnya dia mutusin gue. Terus terang gue kecewa sama pacar gue. Meskipun setelah putus gue masih betharap sama dia, tapi lambat laun gue menyadari 1 hal: pacar gue BUKAN sosok laki2 yang baik. Saat itu gue berada di tengah2 kebimbangan. Satu sisi gue berat meninggalkan dia, tapi satu sisi lain gue ingin punya jodoh yang bisa bimbing gue tapi… apakah mungkin? Bukannya perempuan yg baik untuk laki2 yg baik? Gue jauh dari kata baik. Entahlah, tapi gue terus meminta sama Allah supaya diberikan jodoh yang bisa bimbing gue dan meminta tolong untuk membersihkan perasaan gue ke mantan gue itu.

Akhirnya sampai pada suatu hari di tahun 2017 gue bertemu seseorang yg srlalu gue harapkan dari doa2 gue. Allah kembali menunjukan kasih sayangnya ke gue, subhanallah. Semenjak itu, gue juga berhasil menghilangkan perasaan gue ke mantan. Gue menemukan yang 100 kali lebih baik dari laki2 yang selama 5 tahun terakhir gue harapkan. Laki laki itu pun menunjukan keseriusan nya untuk mengajak gue taaruf dengan menemui ke dua orang tua gue. Dia tidak hanya berhasil mengambil hati gue, tapi juga berhasil mengambil hati ke dua orang tua gue yang sangat keras. Walaupun orang tua gue belum bisa mengijinkan gue untuk taaruf karena alasan yg sudah gue ceritakan di pertanyaan ssbelumnya, tidak apa. Allah Maha Baik. Gue yakin Allah punya rencana lain. Allah Maha Mengetahui waktu yg tepat buat gue. Ini lah yang membuat gue semakin ingin berhijrah, Allah terus menunjukan kasih sayangnya ke gue. Gue bisa merasakannya. Meskipun salah satu orang di keluarga gue berpendapat tidak semua yang gue pikir petunjuk dari Allah adalah real dari Allah. Bisa aja itu dari setan yang mencoba menggoda gue, tapi gue yakin ini semua murni campur tangan Allah. Semuanya karena Allah. Allah yang membuat bangkai yang gue simpan tercium sehingga gue bisa sadar dan kembali padaNya, Allah yang membuka mata gue bahwa mantan gue bukan laki2 yg baik, Allah yg sengaja mempertemukan gue dengan laki2 yang 100 kali lebih baik dari mantan gue. Allah itu Maha Penyayang.

Kenapa udah jarang pake gamis?
Iya, jadi salah satu langkah hijrah gue adalah mengganti style ootd gue dengan yg lebih mendekati syar’i. Kebetulan gue mulai langkah ini setelah dekat dengan laki laki yg ajak gue taaruf itu. Tapi, faktanya gue terlahir di keluarga yg masih tabu dengan istilah syar’i. Hanya gue yg mulai open minded sama syar’i. Temen2 deket pun banyaknya belum open minded sama syar’i. Jadi gue harus berjalan sendiri. Itu tidak mudah. Fakta lainnya adalah baju gamis itu harganya mahal sedangkan gaji gue hanya UMR. Beli yang murah eh bahannya tipis dan jelek. Jadi sampai saat ini gue cuma punya 3 potong gamis aja. Gue belum membeli lagi. Dan di tempat kerja gue yg sekarang, gue masih sungkan untuk pakai gamis. Takut diomongin juga sih hehe. Gue sih ada rok panjang gitu, rok syar’i, tapi cuma beberapa kali gue pakai karena tempat kerja gue itu di lantai 4 dan tidak ada lift. Gue sering banget keserimpet sama roknya waktu naik tangga. Jadi yaudah, seringnya pakai celana. Tapi gue sudah memfilter isi lemari gue. Baju baju yang terlalu menunjukan bentuk tubuh sudah gue singkirkan. Dan cara pakai kerudung gue sekarang seringnya menutup bagian dada kok :) bukan lagi yang diikat ikat ke belakang leher. Gue tau akan ada yg berpikir “kan bener danti pakai syar’i karena lagi deket sama si A aja, pas gagal taaruf balik lagi deh”. Tapi yaudahlah ya, anggep aja mereka netizen yg bisanya cuma komen. Harusnya mah bantu beliin gue baju syar’i gitu ya ketimbang komen atau berprasangka buruk hahahaha.

Nah, sekian deh klarifikasinya. Jadi gitu alasan alasan gue mengenai hijrah. Gue tetap berusaha hijrah kok apapun keadaannya. Tapi mohon maaf gue cuma manusia biasa, gue ga bisa langsung sempurna. So, daripada mikirin hijeah gue mending tanya dulu ke diri kalian, kapan nih mau hijrah? :)
Read More

Bertemu Teman Lama


Kemarin gue akhirnya bertemu dengan salah satu teman jaman sekolah dasar dulu. Enam tahun kita selalu berada di kelas yang sama. Dia adalah teman yang bikin gue esmosi tiap hari dulunya. Gue sama dia ga pernah terlibat dalam suatu perbincangan sama sekali, tidak pernah bertegur sapa juga meskipun saling mengenal. Adapun gue dan dia saling bertengkar karena dia super duper bandel, hobinya mengganggu sahabat ku. Setiap hari ada aja kelakuannya yang bikin gue naik darah melihat sahabat gue menangis.

Satu rahasia yang gue simpan rapat-rapat adalah fakta bahwa gue menyukainya. Tapi rasa sayang gue ke sahabat melebihi rasa suka gue ke dia jadi gue lbih memilih membela sahabat gue. Perasaan gue ke dia cukup bertahan lama. Sampai gue lulus sekolah dasar dan lanjut di sekolah menengah yang berbeda dengan dia perasaan itu masih tertinggal.

Bisa dibilang dia anak yang cukup terkenal atau mungkin kota Cilacap lah yang memang terlalu kecil. Tidak susah untuk gue mencari tau kabar dia. Sayangnya dari sekian banyak kabar yang beredar, mayoritas adalah kabar yang beraroma negatif. Gue tidak tau kebenaran kabar itu tetapi rasa iba, prihatin, dan keinginan untuk mencoba menyelamatkan dia dari sisi gelap itu selalu ada. Tetapi lagi gue tidak bisa berbuat apa pun. Bertegur sapa saja tidak pernah masa mau tiba-tiba menjadi pahlawan kesiangan? Sepenuhnya gue sadar porsi gue sebagai seorang secret admirer.

Gue masih ingat dengan jelas satu hari di tahun 2009. Hari di mana saya akhirnya bisa melepaskan semua rasa yang terpendam kepada dia. Ini bukan keputusan yang mentah. Sebelumnya dia lah yang tiba-tiba menambahkan akun facebook gue menjadi barisan teman dia. Lalu dia menegur gue melalui pesan facebook. Gue teramat senang saat itu. Gue akhirnya bercerita ke sahabat gue tentang rahasia hati gue selama ini, dan mereka sangat mendorong gue untuk mengungkapkan perasaan itu. Tentu saja buat gue itu adalah ide yang gila yang ga akan gue lakukan. Tapi dorongan mereka sangat kuat sampai tembok pertahanan gue pun rubuh. Hari itu gue mengungkapkan semuanya melalui pesan facebook. Salah satu hal terbodoh yang pernah gue lakukan sepanjang hidup ini. Karena dia saat itu sudah punya pacar! Ahahahahahaha. Alhasil balasan dari dia adalah: “yaudah, itu Cuma masa lalu”
Pengalaman ini benar-benar membuat gue malu banget! Sampai gue ngetawain diri gue sendiri ahahahaha. Tapi santai lah, toh udah ga pernah ketemu lagi ahahaha dan gue sangat lega setelah mengungkap semuanya. Hari itu gue pastikan sebagai hari terakhir gue bersama rasa itu. Sebelumnya gue berharap eksistensi dia yang negatif itu hanyalah issue yang sengaja ditambah bumbu oleh pembenci dia. Gue berharap kenakalannya akan berhenti pada batas kewajaran gue. Dan pada hari itu juga segala tentang dia sirna sudah dari hidup gue.

Setelah bertahun tahun berlalu... ternyata kemarin Tuhan kembali pertemukan gue dengan dia. Sama seperti sebelumnya, dia lah yang duluan menyapa gue melalui facebook. Gue senang, tapi bukan senang karena ada rasa yang berbeda. Gue memang senang berteman, gue senang kalo ada teman lama yang kembali menyapa gue. It means dia masih mengingat gue dan ingatan itu ingatan baik tentunya. Murni perasaan gue adalah teman. Karena perasaan yang berbeda itu sudah lama mati dan tergantikan.

Dan ah, ternyata harapan gue dulu tidak terkabulkan. Tentu saja setelah sekian lama ini banyak hal terjadi di kehidupan kami masing-masing. Awalnya gue kaget sih dia benar-benar merasa nyaman di sisi gelap itu. Satu pertanyaan yang memaku di pikiran gue adalah: “kenapa sih lu lakuin hal-hal itu?”
Awalnya kaku sangat amat kaku. Ya bagaimana dulunya gue dan dia ga pernah deket, ya seperti yang gue ceritain tadi. Tapi gue berusaha cairin suasana. Gue cari topik pembicaraan. Ga terlalu sesuai ekspektasi sih, ketika teman lama bertemu normalnya yang dibicarakan adalah masa lalu mereka dan kemudian membicarakan masa sekarang. I mean lebih ke perjalanan hidup lah. Gue mencoba memancing tapi dia tidak benar-benar menangkapnya jadi jawaban dia literally singkat gitu. Dan dia ga ada bertanya balik ke gue. Jadi sempat beberapa waktu terbuang hanya untuk saling berdiam diri. It was not quality time.

Sempat kesel juga sih, kalo dia ga bisa membuat sebuah topik pembicaraan terus ngapain kan ngajakin ketemu gue, apakah hanya untuk sekedar basa basi? Oh, sayangnya gue orangnya ga suka basa-basi. Jadi meskipun saat itu gue nolak buat ketemu, pada akhirnya gue justru yang mengajak bertemu.

Tapi yasudah lah, yang penting niat baik gue untuk bersilaturahim sudah tercapai.  


Read More

Review Marina UV White : Bright and Fresh dan Sepak Terjang Perjalanan SkinCare Wajahku

Yash! Udah lama banget pengen bikin review skin care tapi belum bisa soalnyaaaaa belum ada yang bisa memuaskan hati ku. Jadi minggu kemarin iseng iseng check kesehatan kulit di kalcare, yaaa.. mumpung gratis gitu. Dan adalah hal yang mencengangkan buat aku ternyata kulit ku termasuk kering! Dan usia kulit ku setara dengan orang yang usianya 27 tahun! Okei padahal usiaku sendiri baru 22 tahun.

Aku bukan orang yang suka pake skincare. Sehari hari aku cuma cuci muka pake facial foam garnier yang matcha dan paginya pake mouisturizer dari marina (itupun cuma kalo pergi doang). Btw, awal mula pake marina itu karena waktu itu aku haid dan ga tau kenapa di masa haid itu jerawatku besar2 tumbuh ada sekitar 3 biji di pipi kanan, daaan meninggalkan bekas hitam yang lumayan deh. Jadi kulitku itu memang ada bekas hitam jerawat jaman aku sekolah dulu, tapi itu udah samar samar padahal eh ketambah sama jerawat baru jadinya bekas hitamnyavkembali menebal.Terus aku tergiur suatu produk yang dijual temenku, sabun gitu deh cuma katanya hanya dengan sabun muka jadi glowing bebas jerawat dan noda hitam. Adalah 1 minggu aku pake, mana mahal banget lagi harganya. 1 batang sabun yang besarnya lebih kecil dari sabun batang lifebuoy itu 200rebu. Setelah pemakaian 1 minggu aku baru sadar yang ada kulitku jadi kerasa kering banget gitu dan bekas hitamku ga ilang. Yaudah akhirnya aku beli lah moisturizer dari marina ini, setelah aku pake 5 hari aku cocok, kulitku udah ga kerasa kering lagi. Ini nih gambar produknya :






Marina ini bentuknya cream gitu tapi sayangnya ga cepet meresap di kulit. Pakenya dikit aja yaa karena akan terasa lengket gitu kalo kebanyakan. Tapi pas udah meresap ga lengket sih. Teksturnya lembut dan baunya ga mengganggu. Lebih kek hand and body lotion baunya. Dan kalo diperhatiin setelah diaplikasiin ke kulit tuh kek ada bling bling nya gitu.

Sebenenrnya alasan aku ga pake banyak skin care bukan ga peduli tapi lebih ke patah arang dan kecewa. Aku mulai kenal skin care itu di umur 13 tahun. Waktu itu kulit wajahku komedoan parah di bagian dahi. Parahnya itu bener bener parah, sampe kalo dipegang tu udah kek parutan kelapa. Penuh banget komedonya dan semakin aku gemes buat mencetin sendiri yang ada makin banyak, istilahnya mati 1 tumbuh 1000. Daaan wajahku itu sangat amat berminyak. Padahal udah dirutinin tiap malam sama ibu dikasih tomat tetep ga mempan. Dikasih jeruk nipis juga ga mempan. Bahkan sampe dicoba sama ibu pake minyak bulus! Juga ga mempan.

Btw, dari 3 macam bahan herbal tadi review dikit yaa… kalo disuruh milih maskeran pake tomat, jeruk nipis, atau minyak bulus aku akan pilih pake tomat. Kenapa? Karena jeruk nipis itu kalo diaplikasiin ke mukaku rasanya periiiiiih banget, clekit clekit gitu rasanya kulitku. Kalo minyak bulus tuh aku ga nyaman, karena baunya amis banget kek telor busuk, dan lengket gitu ya namanya juga minyak yaa… hasilnya pun ga ada waktu itu haha paling cuma terasa lebih kenyal aja kulitnya. Eh tapi dulu aku selain di muka, bagian dada juga jerawatan dan dipakein minyak bulus ini hilang loh jerawatnya, bekasnya juga hilang. Jadi minyak bulus di aku cuma berpengaruh untuk jerawat bagian dada aja.

Nah, akhirnya aku mulai mengenal suatu klinik skin care yang ternama yaitu L****n *ea*ty Ce**er. Rutin banget aku menjalani perawatan disana sesuai intruksi dokternya dan pakai rangkaian facial foam, day cream, night cream nya. Dari sekian treatment nya yang aku benci adalah peeling! Karena itu rasanya perih bangeeeeet, dan panaaaas. Tapi harus aku akui selama perawatan disitu kulit mukaku bener bener kinclong, halus tanpa minyak, jerawat dan noda hitam. Ini fotonya pas masih perawatan disana :



Akan tetapi waktu usiaku 16 tahun, aku mulai berhenti pake rangkaian cream nya. Dan semenjak itu kulit yang tadinya halus jadi penuh jerawat khususnya di pipi kanan. Jerawatnya tuh besar besar dan numpuk, bisa bayangin kan? Udah gitu merah gitu, belum lagi kalo masa haid udah dateng… duh! Makin parah jerawatnya, subur banget itu jerawat penuh banget 1 pipi.

Dan aku pun frustasi terus mulai melakukan perawatan lagi di L****n *ea*ty Ce**er . Tapi ga tau kenapa ga ada perubahan sampai dokternya juga pusing sendiri. Terus aku dibawa lah ke dokter kulit sama ibu, dikasih salep tuh sama dokternya, tapi ga ada kemajuan juga. Aku semakin frustasi lalu ibuku antar aku ke klinik skincare selain L****n *ea*ty Ce**er  yaitu N*t***a. Tapi disitupun tidak membuahkan hasil. Ga putus asa, ibuku beli rangkaian produk la tulipe, tapi karena akunya udah patah arang jadi males dan makenya pun ga rajin jadi ga ada hasil. Laluuu ibu pun membawa aku ke skin care lain yang aku lupa namanya apa. Di skincare itulah baru ada hasil tapi tidak terlalu banyak. Jerawat masih dalam kategori subur.

Akhirnya di usiaku yang menginjak 17 tahun ibu menghandle sendiri perawatan wajahku. Ibu ku mencoba bahan2 alami, karena lelah juga dengan bahan kimia tidak ada perubahan yang signifikan. Tiap malam ibu selalu mengoleskan lidah buaya ke mukaku dan siang sepulang sekolah dikasih masker jagung yang ditumbuk sama ibu sendiri. Setelah 2 bulan, mulai ada perubahan. Jerawatku hilang! Bekasnya yang hitam juga sedikit memudar. Tapi…. Ibu kebiasan suka melakukan eksperimen haha. Setelah melihat ada hasil di wajahku, ibu mulai mencoba mengolah lidah buaya dan jagung menjadi bedak dingin. Ibu terlalu kreatif wkwk. Semenjak itu, lidah buaya dan jagung gak ada efek lagi di wajahku dan aku pun berhenti. Btw, bekas jerawat nya yang hitam itu sampe sekarang masih keliatan loh samar samar, tapi kalo difoto dan di zoom jadi kek merah gitu warnanya :(

Nah, efek dari keseringan di facial dulu pun pori pori wajahku jadi besar. Tadinya aku ga terlalu merhatiin dan peduli, tapi setelah cek kesehatan kulit kemarin aku mulai khawatir. Aku pengen nyoba treatment kulitku lagi. Tapi dari sekian banyak produk aku lebih percaya pake garnier, selain cocok di kulitku garnier cukup terbukti. Dulu aku pernah pake garnier yang light complete waktu wajahku keliatan kusam dan berjerawat. Setelah pake itu wajahku kusamnya hilang, jerawatnya juga ga terlalu parah. Tapi yang aku bingung adalah… kulitku ini kering tapi pori porinya besar dan mungkin karena pori2 yang besar itu sering ada komedo di wajah. Kebanyakan produk untuk ngecilin pori pori itu pasti untuk kulit berminyak. Takutnya kulitku makin kering. Dan setelah pencarian yang begitu lamaaa akhirnya aku memutuskan untuk pakai serangkaian garnier sakura white yang katanya bisa melembabkan kulit dan menghaluskan pori pori dalam 4 minggu. Aku udah pakai mulai hari ini, ini akan aku rutinin sampe 4 minggu. Okei, akan aku liat ngaruh ga sih di aku. Nanti setelah 4 minggu aku akan bikin review nya.

Btw, tadinya sempet ga percaya sama hasil tes di kalcare tapi aku coba tes sendiri pake aplikasi AI bernama troviskin. Aplikasi ini gratis loh dan bisa kalian download di playstore. Dan hasil tes nya sama kek yang di kalcare. Nih hasil tes di troviskin :


Di review untuk garnier sakura white nanti aku juga akan tampilin history analisis kulitku di troviskin. Okei sekian dulu yaa blog kali ini. See you!
Read More

Anak SD Minta Kondom

Oke, kali ini gue mau cerita pengalaman gue. Gue pikir ini hanya terjadi pada gue tapi ternyata ada anak kecil lain yang sama dengan gue. Dari judulnya pasti tau lah yaa apa yang mau gue bahas haha. Oke, kita balik ke tahun 2002. Waktu itu gue kelas 3 SD dan baru 6 tahun. Gue ikut ibu ke mini market. Dulu di tahun 2002 ada sebuah iklan di tv yang menayangkan sebuah pisang dan strawberry saling muter-muter. Itu iklan di tayangin di pagi hari. Gue udah beberapa kali liat iklan itu dan gue ga ngerti. Suatu hari gue liat iklan itu lagi bareng kakak gue. Saat itu kakak gue berumir 8 tahun. Menganggap kakak gue lebih tau, gue pun bertanya “mba itu apa sih?”
“itu permen”, kata kakak gue
“permen rasa pisang?”, tanya gue lagi
“iya”
“campur strawberry? Ih emang enak?”
“enak kok”, jawab kakak gue
“lucu hehe namanya fiesta. Itu kan nama nugget”
“iya tapi beda, yang ini permen”
Gue pun jadi penasaran dengan rasa permen itu. Sebuah permen rasa pisang dan strawberry bernama fiesta. Nah, jadi hari itu di minimarket ibu menawarkan gue untuk mengambil suatu jajanan sebagai hadiah udah mau nemenin ibu ke pasar. Ini jarang sekali terjadi. Iya, ibu gue jarang nawarin kek gitu. Gue melihat sekeliling minimarket dan gue mendapati permen fiesta di rak barang minimarket itu.
“ibu, ati mau itu”, kata gue sambil menunjuk ke arah rak permen fiesta.
“hah?! Nggak!”, kata ibu
“kenapa??”, tanya gue dengan muka yang mulai merengut
“kalo ibu bilang nggak ya nggak”
“ya kenapa bu? Kata ibu boleh jajan”
“ya boleh, tapi yang lain!”
“kenapa? Ati mau itu”
“apa sih kamu! Emang kamu tau itu apa?!”
“tau”, kata gue dengan yakin dan lanjut berbicara. “itu permen bu”
“sok tau kamu!”
“nggak, kata mba dewi itu permen”, jawab gue sambil merengut
“pokoknya ga boleh, kalo ga mau yg lain ya sudah ga usah jajan!”, kata ibu emosi sambil jalan ke kasir.
Gue dengan raut wajah merengut mengikuti ibu dari belakang. Kesal rasanya hari itu, mau permen aja ga boleh.

Seiring berjalannya waktu dan gue beranjak dewasa…… akhirnya gue mengerti kenapa ibu marah waktu di minimarket itu padahal gue cuma minta permen. Ternyata ahahahaha yang gue minta itu bukan permen!! Tapi kondom!! Astaghfirullah…… hahahaha bodoh banget gue percaya gitu aja apa kata kakak gue. Dan ternyata kakak gue juga cuma sok tau ajaaaaa, kezellll gaaa siiiih. Sekarang tiap liat itu produk di minimarket gue cuma bisa tertawa kecil inget kalo dulu gue pernah pengen banget dibeliin itu sama ibu ahahahaha.

Okei, dan hari ini gue baru aja baca berita di instagram bahwa ada seorang ibu yg curhat anaknya bertanya langsung kepadanya produk dengan bungkus kotak itu apaan. Si ibu bingung menjawabnya karena si anak semakin penasaran. Padahal iklan produk itu udah ga ditayangin pas pagi, dan siang hari lagi loh. Si anak cuma penasaran karena produk itu diletakkan di bagian kasir.

Si ibu bilang produk itu sebaiknya jangan di taruh di kasir, tapi di rak khusus. Yah, gimana yak dulu di tahun 2002 saat gue minta dibeliin produk itu ke ibu aja, produk itu ada di rak khusus kok wkwkwk. Serba salah sih yaaa… menurut gue sih ga usah dipajang aja wkwkwk. Jadi untuk orang dewasa yang mau beli tinggal bisik2 ke kasir. Atau di jadiin satu sama rak rokok gitu jadi anak2 kecil taunya itu rokok tanpa harus bertanya atau sok tau lagi. Pastilah kalo rokok udah tau. Gimana?apa ada usul lain?? Hmmm…...
Read More

Hari - Hari seorang Gadis Kembang (Bunga)

Gadis Kembang maksud gue adalah seorang gadis yang disukai banyak pria, rata rata sih karena kecantikannya. Gue tau tidak ada kembang yang akan mwnyebut dirinya kembang. Tapi menurut beberapa teman gue ini memang kembang. Ya… memang sepertinya begitu sih, nyatanya sering banget ada lelaki yang bilang suka sama gue atau bahkan pernah deket sama gue. Gue ga bilang gue cantik. Menurut gue sih gue biasa aja. Hidung gue gede gini cantik dari mana ye kan. Gue sendiri heran gitu, kenapa banyak yang suka haha. Apalagi gue gila loh orangnya. Sayangnya nih mungkin karena gue terkenal cuek, jutek, galak, serem di kalangan laki laki ya jadi banyak yg takut atau sungkan buat bilang suka sama gue. Giliran ada yang berani huft orangnya pasti aneh, nyebelin, bahkan nyeremin.

Dulu, gue emang juteeeek banget. Bukan tanpa sebab sih. Selain ga nyaman gitu dikejar kejar atau dideketin banyak cowo, gue juga menjaga diri aja dari laki laki yang mau kurangajar. Gue sangat amat tega untuk menolak laki laki bahkan dengan cara yang kasar. Dulu jaman gue SD. Iya, SD! Ada seorang laki laki yang kasih gue surat cinta disertai permen. Belum gue baca suratnya, gue sobek itu surat terus gue buang ke tempat sampah terus gue ngomel2 dan ngamuk2. Kejadian lagi tuh waktu ada laki laki yang bilang suka sama gue melalui temen gue yang perempuan, di depan anaknya gue bilang “najis!” . Duh, maaf ya gue jahat :’)

Nah, pas gue SMP pun terulang kembali. Salah satunya seorang laki laki yang ngejar2 gue sampe kasih gue 2 pasang baju baru. Apa yang gue lakuin? Gue pernah ngebanting HP dia karena videoin gue, poto2 gue. Ya, gue ga segan melakukan hal itu :’) . Gue juga ngebuang baju pemberian dia ke tempat sampah. Ada sih satu laki laki lainnya yang sampe gue sobekin buku2 dia gara2 nulis nama gue dan dia gede2 di papan tulis pake lope lope, dan dia benci gue sampe fitnah2 gue kalo gue ini pelacur. Disitu gue ngerasa terhina, akhirnya pas gue labrak anaknya dia ga bisa ngomong apa2. Pas gue kelas 9 SMP pun gue menolak seorang laki laki dengan kasar.

Sampai suatu hari…. Gue merasa gue udah keterlaluan. Gue berniat untuk berubah dan mengurangi kejutekan gue. Gue berusaha lebih ramah terhadap laki laki yang mendekati gue sampai….. akhirnya gue kewalahan sendiri sana sini pada bilang suka sama gue, dan mungkin berharap lebih sama gue.

Selama SMA, cukup banyak yang mendekati gue. Tapi ada 2 orang yang bikin gue harus bersikap kasar lagi. Dia adalah teman sekelas gue sendiri dan kakak kelas gue. Kakak kelas gue itu selalu manggilin gue setiap gue lewat apalagi kalo lagi di kantin. Gue lagi beli es aja disamperin, gimana gue ga takut. Gue ga kenal dia. Terus tiba2 dia tau kontak gue. Gue di teror sms, telepon wuaaaah sampe nomor dia pun gue block. Tapi dia pantang menyerah. Padahal udah gue katain amit2, najis, dan lain lain. Gue waktu itu deket sama guru bahasa jepang gue (gue panggil beliau sensei). Gue cerita ke sensei tentang kakak kelas ini, dan sensei bilang dia memang orangnya nekat. Jadi sensei pun khawatir kali sama gue, karena gue pulang sekolah selalu jalan kaki akhirnya gue dianterin sama sensei ke rumah sampai itu kakak kelas lulus sekolah. Nah, serem kan? Terus yang temen sekelas gue, dia baik sebenernya orangnya. Gue menganggap dia sebagai sahabat aja, tapi emang dari awal udah baper ini orang ke gue, jadi dia salah paham. Dikira gue juga baper kali ke dia. Dia pun stalking gue mulu. Bahkan dia doain gue yang nggak2 waktu gue jadian sama kakak kelas gue yg lain.

Jadi dulu, gue pernah marah besar ke dia, sebut aja dia Inu (nama samaran) Gue deket tuh sama temen dia sebut saja namanya Paijo (nama samaran). Deket dah, friendzone gitu. Tiba tiba Paijo menghilang gitu aja tanpa sebab. Gue yang udah yerlanjur baper jadi galau dong. Eh tau tau gue denger kabar kalo Inu mau nembak gue. Ya ini kebodohan Inu lah, ngapain juga mau nembak gue pake bilang2 ke sahabat gue, ya disampein lah ke gue. Tapi rencananya sih katanya nembaknya nanti sepulang dia dari hiking dan novel buat gue udah kebeli. Jadi dulu gue lagi hobi banget baca novel. Tapi malam itu juga setelah sahabat gue cerita ke gue, ntah gue langsung emosi. Gue berpikir perginya Paijo dari gue ada hububgannya dengan Inu. Gue sangat amat gusar. Dan malam itu juga gue sms Inu, gue marah sama dia, gue tolak dia sebelum dia nembak gue. Padahal waktu itu dia lagi hiking. Jahat kan gue? Maaf yaa… :(

Tapi gue beneran sebel sama dia pas gue jadian sama kakak kelas gue yang lain, dia doain suoaya gue dan pacar gue cepet putus. Kan jahaaaaat. Beneran putus dah sekarang hahaha.

Yah begitulah, tapi semenjak gue kelas 12 SMA sampai sekarang gue udah berubah kok. Gue udah ga jutek. Paling kalo gue ngerasa ga nyaman sama laki2 yang deketin gue, gue bakal menjauh pelan pelan atau membatasi diri.
Kalo temen2 kampus bilang gue galak, gue serem itu karena gue memang sering marah ke mereka. Marah karena tingkah laku mereka, kek ngobrolin soal yang aneh2 depan gue gitu. Cuma itu kok hehe

Makanya pas temen gue ada yang bilang gue ini kembang, gue jawab aja gue kembang bangkai kali ah hahaha. Haha abis yang berani ungkapin rasa cuma yang aneh2 aja sih, aneh sikapnya, yq kadang aneh rupanya juga yaaaaa kecuali ahjusi sih. Dia bisa dibilang satu satunya laki laki yang type gue banget, yang terbaik deh dari yang pernah deketin gue. Itu lah kenapa gue bisa baper sama dia. Dia berbeda. Tapi sayangnya bukan takdir gue wkwkwk. Ya Allah inget lagi kan ahahahaha.

Udah ah. Sekian blog gue hari ini. Bye! Oiya yang mampir dan pernah atau masih jadi gadis kembang, coba share pengalaman kalian dong. Enak ga sih menurut kalian jadi gadis kembang. Gue sih nggak haha. Ga suka banyak skandal. Tapi sekarang gue menutup diri semenjak kuliah semester 2 lah, jadinya udah ga jadi gadiabkembang lagi.
Read More

Kelakuan Aneh 5 Cewe ITUP 13

Gue 4,5 tahun udah nih temenan sama andini, ayu, dika, indah, nadya. Temenan deket banget tapi heran dah masing2 mereka kelakuan pada aneh bangeeeeeeet ga ada ubahnya dari dulu sampe sekarang. Tapi yang lebih heran tuh gue masih aja betah temenan sama mereka hahaha. Ntap sih temenan sama mereka pada, ibarat kata gue ga pernah takut kelaperan. Okei, kali ini gue pengen review kelakuan aneh mereka berdasarkan abjad.

  1. Andini
Dulu awal masuk kampus gue langsung ga akur sama andini. Muka dia nyebelin parah. Orang yg baru pertama kenal dia nih kebanyakan pasti nilai nih anak songong.

Pertama kali ketemu itu pas PKKMB pas lagi jam sholat dhuhur. Waktu itu gue kepisah sama temen2 yg gue kenal. Di tempat wudhu gue ketemu andini, ga sengaja gue baca name tag dia dan gue tau dia satu jurusan sama gue. Yaudah lah gue ajak kenalan. Terus wudu bareng dah tuh, eeeh et dah bukannya nungguin gue yak dia malah ninggalin gue cobaaa. Terus ketemu lagi di tempat sholat, gue udah males bgt sama dia. Selesai sholat pun dia asal ngacir gitu aja ga ada nunggu atau ajak gue bareng pisan. Gue akhirnya chat temen gue janjian buat makan bareng dong. Eh tau tau andini balik ke gue dengan songongnya nanya, “lu mau makan bareng gak?”

“enggak”, jawab gue

“oh yaudah”, kata andini terus dia pergi lagi

Et dah, bukannya basa basi ya ajakin lagi, bener bener dah anak satu ituuu. Gak haha gue kesel banget kalo inget itu hahahaha. Ga heran lah yaa gue pulang PKKMB langsung cerita ke kakak gue yang satu jurusan sama gue kalo tadi gue ketemu maba songong banget haha terus andini jadi ditandain sama senior senior jurusan ahahahahahahaaaa. Gue ga salah pokoknya ah hahahaha.

Setelah akur dan kenal sama andini gue akhirnya tau ini anak aneh bin alay bin lebay. Dia satu satunua orang yg gue kenal kalo sakit terus searching penyakitnya di google, otomatis dong dapetnya yang serem serem terus dia nangis! Beneran nangis! Terus jadi khawatir berlebihan. Wagelasih, sumprit lebay banget.

Pernah nih yak ada benjolan di suatu area badan dia. Benjolannya kecil banget, keciiil banget. Terus dia khawatir, pikir dia tumor kali apa kanker. Pas di bawa ke klinik sama ibu gue ternyata itu benjolan cuma BISUL! Parah ga sih? Kocak diaaa, astaghfirullah. Terus kalo gue bilang dia lebay segala nangis gue dikata ga bisa ngertiin dia. Yaiyalah gue gak ngerti, pikiran gue normal dia kagak ahahaha.

Hal aneh lainnya adalah hahahaha rahasia ga sih ini gue ga tau dah, tapi intinya suatu hari dan sampe hari ini gue masih ga abis pikir anak 23 tahun masih demen pake ………. intinya itu barang pantesnya buat bocah SD dah.

  1. Ayu
Ayu… ayu itu orang paling sabar diantara gue dan temen2. Ga pernah marah. Sekali waktu itu marah pas dikerjain waktu dia ulang tahun haha. Tapi ada yg gue sebelin dari ayu. Ayu itu yaaa orangnya selooooow. Maksudnya nih kek skripsi lainnya, ya memang yg dikerjain dia banyak tuh, dia ngomong mulu takut ga kelar lah ini lah itu lah, tapiiiii ayu mah ga langsung mulai gerak nyelesein kerjaannya. Kan bikin kezeeeeel. Giliran dia ngomong yang jutek ke gue, bener deh bikin gue kaget. Soalnya biasanya yang suka judes kan gue, gue ga terbiasa dijudesin orang. Ayu itu S3 Marketing soalnya kan emaknya jualan, eh bisa aja dong dia kalo tau gue lagi butuh apa langsung promosiin barang2 dagangan emaknya. 

Tapi dia jago aljabar linier selama kuliah haha. Ntap lah.

  1. Dika
Temen gue dari masa sebelum PKKMB. Dulu gue mah bocahnya SKSD. Terus kenalan deh sama ni anak. Pertemuan pertama gue sama dika ala ala banget dah. Waktu itu janjian gue sama dika buat sama sama noleh, jadi dika noleh ke kiri, gue noleh ke kanan dan taraa kita bertemuu. Gak sih ini geli banget cem FTV.

Dika adalah mahasiswi IT yang ga pernah bawa laptop, ga ada flashdisk, bawa tasnya tas jinjing yg kecil, ga pernah bawa binder, dan ga pernah punya pulpen. Kata dia kalo pake ransel tuh cem kura kura. Tapi semenjak sering main di griya tinindi, dia jadi mau pake ransel haha, bawa binder walaupun tak pernah nyatet, punya pulpeen pula, dan akhirnya dia bawa laptop.

Dika dulu paling mager kalo ngoding, tapi GG diaa skripsinya bikin sistem pakar diagnosa penyakit kucing berbasis android. Gila ga tuh? Haha dewi koding sebenarnya.

  1. Indah
Indah……
Indah itu…..
Indah itu auka banget jejepangan gitu. Suka cosplay juga. Suka nonton manga dan dia the real fan girl karena dia kalo udah demen sama satu idola, hari ulang taun idolanya aja dia rayain loh. Indah jago gambar tapi kadang suka ga PD sama kemampuannya ini.

Hal aneh dari indah adalah kadang dia suka ngilang gitu dari peredaran tiba tiba tanpa kabar terus kalo dihubungin tau tau bilang “gue lagi ga mood ngomong” dan gue sama temen2 cuma bisa tebak tebak buah manggis ni anak kenapa. Sekarang pun indah lagi menghilang. Lama lama gue samperin dah ke rumahnya. Gak kok gue cuma mau ketemu edo kucing dia haha.

Kalo udah marah langsung ngacir gitu aja, dia bisa sangat teramat murkaaa. Indah pernah nangis cuma gegara dia baru dateng ke kampus terus laper dan mau makan di kantin tapi temen temen udah kelar makan dan pergi dari kantin, dia langsung ngacir, nangis cuuuy terus masuk kamar mandi dan dia nangis di pojokan. Indah juga oernah nangis gegara ga dapet bantal gratis dari Mcd hahaha. Memang aneeeh tapi yah gimana temen gue nih hahaha.

  1. Nadya
Temen gue yang loadingnya lama kalo diajak ngomong. Gue juga gitu sih tapi nadya lebih parah dan pokoknya ga mau tau ah harus lebih parah dia hahaha. Banyak yg bilang nadya bagaikan malaikat yang baik hati, heeeetttt pencitraan itu mah. Aslinya nadya mah julid cuuuy hahaha. Julid banget diaaa. Jangan percaya sama pencitraan nadya. Kadang nadya terlalu polos, ga sih sebenernya nadya ga polos juga. 

Yaaa begitulah mereka. Tapi mereka terbaek laaah. Tempat curhat gue kalo lagi puyeng. Kalo lagi susah mah gue resein aja mereka nanti juga mereka kasih bala bantuan ahaha. Dulu mereka yang sering kejar kejar gue kalo lagi galau dan tiba tiba cabut gitu aja hahaha cem FTV. Dasar kalian drama.
Read More

Orang Tua yang Keras

Seorang anak pada dasarnya seperti kertas putih yang bersih ketika dilahirkan. Dia akan tumbuh dan memiliki kepribadian masing-masing. Kepribadian mereka sangat bergantung dengan lingkungannya selama dia hidup terutama lingkungan keluarga. Orang tua sebagai orang yg pertama kali dikenal oleh si anak, sebagai orang yg bertanggung jawab untuk memelihara si anak, berperan besar terhadap bentuk psikologi anak. Orang tua harus bisa menjaga jangan sampai anak tidak menemukan kebahagiaan di rumah, jangan sampai anak sungkan untuk terbuka dengan orang tuanya. Karena kita tidak akan pernah tau seberapa amankah orang di luar keluarga yang menampung segala keluh kesah anak. Seberapa amankah orang di luar keluarga mengajak anak menemukan kebahagiaan.

Terlalu mengekang, sangat membatasi ruang pendapat anak, ketidak adilan antar anak dan saudara kandungnya, kekerasan fisik, omoongan-omongan yang sangat menyinggung, dan terlalu memaksakan impian kita terhadap masa depan anak. Tidak. Gue berjanji tidak akan melakukan hal - hal tersebut ke anak gue nantinya. Gue tau betul bagaimana rasanya. Gue ga mau anak gue menjadi seperti gue yg tidak punya pilihan, yang dipaksa melewati masa sekolahnya hanya dengan belajar dan belajar. Gue ga mau anak gue seperti gue yang akhirnya berani berbohong ke orang tuanya untuk bersenang - senang dengan temannya. Gue ga mau anak gue seperti gue yang lebih terbuka dengan teman temannya daripada keluarga. Gue ga mau. Gue ga mau anak gue akhirnya tidak menemukan kebahagiaan di keluarganya sendiri dan akhirnya mencari kebahagiaannya di luar. Ini sungguh sangat berbahaya. Kalau saja anak gue tidak kuat iman dia akan terbuai dengan kebahagiaan yg berasal dari syaiton. Kebahagiaan yg justru menggiring anak ke dalam jurang kehancuran.

Kekerasan fisik dan omongan omongan yang menyinggung itu hal utama yg ga boleh anak gue rasain. Memukul mungkin perlu tapi gue mau memukul anak sesuai dengan yang islam ajarkan. Gue tidak mau anak gue nantinya merasakan sakitnya sabetan sebuah kayu, rotan, gagang sapu, ikat pinggang, ujung dari sapu lidi mendarat di tubuhnya bahkan sampai berbekas. Gue tidak mau anak gue nantinya merasakan rambutnya ditarik oleh orang tuanya sendiri, sentilan, cubitan, jeweran, tamparan yang bertubi tubi. Gue ga mau anak gue nantinya ngerasain lelah nya di strap berdiri sambil mengangkat kursi kayu yang berat. Gue ga mau anak gue merasakan sakitnya di dorong keras sampai terjatuh hanya karena ingin ikut berkemah di sekolahnya. Gue juga ga mau anak gue nantinya merasakan hatinya terluka karena jerih payahnya di katain b*ji***n oleh orang tuanya atau di remehkan meskipun mereka belum memenuhi impian gue untuk menjadi yang terbaik. Gak, gue ga mau anak gue merasakan itu semua. Jangan. Sekeras mungkin gue harus menjaga anak2 gue nantinya dari hal2 seperti itu.

Selama ini pelampiasan gue hanya menumpahkan seluruh rasa yang gue pendam, seluruh emosi yang tertahan ke dalam sebuah karya dan diary, atau gue curhat dengan sahabat gue. Gue menuliskan apa yang ada di hati dalam bentuk puisi, diary, blog, gambar, dan status sosmed, serta doa kepada Allah. Kadang gue juga curhat ke sahabat2 gue. Sayangnya, tidak semua orang sama dalam menanggapi curhatan, tulisan, dan gambar gue.  Ada orang yang menganggap gue drama queen dan berpikir curhatan gue hanya isapan jempol belaka. Curhatan gue itu cuma karangan gue untuk daoet perhatian. Sekarang sih gue bisa bilang, “ayo kalo ga percaya, rumah gue terbuka kok 24 jam buat lo biar lo tau gimana sifat orang tua gue. Lo harus sering2 main biar lo tau orang tua gue gimana”. Mereka adalah sosok yang tidak pandang waktu dan tempat untuk memarahi atau menghukum anaknya. Terserah mau bilang apa yang pasti ada kok orang orang yang akhirnya simpati ke gue. Dan rasa simpati itu lah kebahagiaan buat gue. Membuat gue merasa ada kok yg peduliin gue. Membuat gue merasa punya sandaran hati dikala sedih.  

Gue kadang berpikir, iya gue memang berlebihan. Cara gue untuk mencari kebahagiaan ini salah. Tapi di sisi lain gue merasa bodo amat gitu, bagaimana lagi cara gue bahagia. Ya, ada satu cara sih yaitu dengan menikah. Dengan menikah orang tua gue udah ga ada hak dalam hidup gue. Hidup gue sepenuhnya ada di suami gue. Makanya, gue pengen punya suami yg tidak seperti orang tua gue yang terlalu mengekang tanpa memberikan alasan buat gue, kek misal gue waktu itu pengen jalan sama temen gue ke ragunan terus dilarang tapi ga ada alasan. Atau sudah mengijinkan gue lalu tiba tiba di hari H-3 atau bahkan di hari H mereka membatalkan ijin tersebut, contoh kek waktu gue mau ke bandung sama temen temen cewe gue. Gue ijin dari jauh hari dan diijinin, sampe gue beli koper pun mereka tau dan ga ada masalah. Tiba tiba di hari H-7 setelah semua sudah di rencanain….. gue dilarang ikut tanpa alasan. Otomatis temen2 gue kecewa dan batal pergi karena ga ada gue. Banyak sekali larangan2 yang seperti itu, kadang sekalinya kasih alasan ya ga masuk akal. Kek waktu gue mau ikut ekskul PMR, gue dilarang karena orang tua takut gue salah kasih obat. Ya begitulah. Waktu ada festival sepeda hias, gue pun dilarang ikut semasa sekolah. Akhirnya gue dulu beberapa kalj berbohong supaya bisa ikut, supaya bisa jalan sama temen gue yaa walaupun seringnya ketauan dan gue kena hukuman sih.

Gue kira cuma gue yang punya orang tua seperti itu. Tapi 4 hari lalu, gue menemukan seorang anak yang bernasib sama dengan gue. Seorang anak yang sangat gue benci karena tingkah lakunya yang gatel banget jadi cewe dan suka cari cari perhatian. Tapi untungnya ahjusi pernah kerap kali ingetin gue buat keep khusnudzon. Jadi gue mengeyampingkan suudzon gue dan mulai berpikir kelakuan anak itu pasti ada alasannya. Mungkin dia ga bahagia di rumahnya. Dan iya setelah gue komunikasi sama anak itu, bener aja dia ga bahagia di rumahnya. Orang tua dia sama kek orang tua gue. Tapi disini gue bersyukur ga cari kebahagiaan gue dengan cara kegatelan sama banyak cowo. Gue bisa memfilter cowo mana yang benar2 bisa masuk di hidup gue.

Selama ini kesalahan gue cuma 3 dalam menanggapi masalah ini.
  1. Gue pernah bilang “aku benci ibuku sendiri” kepada temen temen gue.
  2. Pernah berfikir dan merencanakan untuk kabur dari rumah
  3. Menggantungkan ketentraman hati ke pacar (sekarang mantan)
Itu kesalahan gue yang menurut gue bodoh. Sangat amat bodoh.

Semakin bertambahnya usia gue membuat gue semakin dewasa untuk berpikir. Gue mencari tau, menganalisa kenapa orang tua gue seperti ini ke gue. Akhirnya gue menemukan satu jawaban yang masuk akal.

Tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya.

Setiap orang tua pasti memiliki mimpi seperti apa anaknya nanti ke depannya. Yang jelas mereka bermimpi anqknya menjadi manusia yang sukses, baik, bqhkan lebih baik dari dirinya. Ibarat anak adalah dadu, jika orang tua memiliki lebih dari satu dadu, mereka akan menimbang serta mengukur potensi dari setiap dadu. Tapi orang tua tetap hanya manusia biasa yang bisa salah dalam perhitungan. Hanya Allah yg Maha adil dan Bijaksana bukan?

Satu lagi, orang tua tetaplah anak bagi orang tua mereka. Mereka juga pernah jadi dadu. Seperti halnya gue yang memfilter cara didik orang tua gue untuk gue terapin ke anak gue nantinya. Begitupun orang tua gue ketika mendidik gue. Mereka pasti memfilter dari cara didik orang tua mereka. Jadi bisa saja nih apa yg gue rasain saat ini hanyalah secuil perasaan yang dirasain orang tua gue dulu. Sebagai seorang anak seharusnya gue bisa mengerti keadaan orang tua gue. Beribu materi yang gue berikan ga akan oernah cukup untuk membalas jasa mereka membesarkan gue, terutama kepada seoran IBU. Jadi sebagai anak jangan pernah berpikir apa yang membuat hati menjadi pqnas, tapi berpikirlah hikmah dari semua ini. Tidak semuanya merugikan kita kok aturan oranng tua karena dasarnya aturan itu tujuannya baik. Seperti gue yang selalu dipaksa buat jadi yang terbaik selama masa sekolah, harus rangking 1, harus kuliah 3.5 tahun walaupun itu sangat menjengkelkan prosesnya tapi ketika semua itu udah gue penuhi, gue juga merasakan keuntungannya.

Tidak ada kebetulan di dunia ini. Semua sudah diatur Allah dan sudah menjadi bagian takdir kita. Begitu pun takdir gue memiliki orang tua yang keras seperti itu. Gue yakin oranng tua gue sangat teramat menyayangi gue, dan mereka punya cara sendiri untuk mengungkapkannya. Makanya meski pun begitu gue tidak akan pernah sampai hati kalau orang tua gue menderita apalagi karena gue. Gue sangat menyayangi mereka. Bisa aja kan gue laporin mereka ke KPAI. Tapi gue ga mau, gue mencintai orang tua gue. Bagaimanapun mereka, pelukan terhangat di dunia ini buat gue adalah pelukan dari ibu dan bapak. 

I LOVE YOU IBU AND BAPAK...
Read More

Social Profiles

Twitter Facebook

Cari Blog Ini

Emoticon

Popular Posts

Categories

Total Tayangan Halaman

Follower

Copyright © Swand-dan room | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com