"Lu itu belum move on"
Aku paling benci ada yang judge seperti itu. Dari orang lain aja benci apalagi dari orangnya langsung. Hanya karena aku masih mengingat kenangannya atau menanggapinya bukan berarti aku belum move on.
Menurut aku, konsep move on itu sendiri bukan melupakan kenangan. Karena kenangan itu unik, semakin kamu berusaha melupakan maka kamu akan semakin terjebak di dalamnya. Kenangan itu baik atau buruk harus diterima dan tetap disimpan untuk pelajaran di kemudian hari. Jika kita mau menceritakan kenangan itu kembali ya sah sah aja, kenangan itu milik kita.
Jika kenangan itu buruk dan kita ingin menjadikannya sebuah karya tulis, itu bisa menjadi sebuah terapi untuk mengikhlaskan kejadian yang melukai kita. Tapi untuk menjadikan kisahku menjadi sebuah karya tulis yang aksesnya bisa dengan mudah ditemukan oleh orang yg aku ceritakan di dalamnya, sejujurnya aku sangat berhati-hati. Hal ini bukan karena aku belum bisa move on, tapi aku tidak ingin ada kesalah pahaman yang akhirnya membuat orang yg bersangkutan risih.
Ketika aku sudah bisa menerima orang lain untuk memulai menulis kisah baru, saat itu lah aku sudah bisa move on. Karena aku tidak mau menggunakan seseorang untuk melupakan seseorang. Sungguh konsep move on buat aku itu sangat luas. Dengan menerima orang lain untuk memulai kisah baru saja bukan berarti HARUS menjadikan orang tersebut partner hidup. Tidak, aku tidak mau terburu-buru untuk berinvestasi kepada seseorang. Dari semua kenangan yang aku simpan, itu mempengaruhi tolak ukur aku memilih seorang partner hidup, apa yang aku ingin dan tidak ingin. Aku mengakhiri sebuah kisah untuk menulis kisah yang lebih baik. Meski terkadang aku membuat kesalahan dengan mempersilahkan orang yg salah masuk ke dalam duniaku, tidak masalah aku tidak akan membuang naskah buruk tersebut, aku akan tetap menyimpannya sebagai pelajaran dan juga sebagai saksi bahwa aku perempuan yang kuat atau bahwa orang tersebut tidak lagi bisa aku percaya.
Sekarang, aku sudah benar-benar move on dari siapapun. Tapi aku juga sedang tidak jatuh cinta kepada siapapun selain kepada diriku sendiri. Aku menerima siapapun yang ingin mendekatiku, tetapi untuk menerima mereka sebagai partner hidup aku memiliki tolak ukurnya sendiri. Perbanyak cabang dan perkuat inti bukanlah prinsipku. Aku tidak ingin memberikan harapan kepada seseorang.
Setelah tulisan ini aku memiliki pesan terbuka kepada mereka yang pernah menulis kisah di hidupku. Dari tulisan tulisan itu mewakili apa yang aku rasakan terhadap mereka dan mengapa aku masih sering menceritakan kenanganku bersama mereka kepada orang lain. Aku tidak berharap mereka mampir ke blog ku dan membacanya. Namun harapanku adalah ketika aku sudsh tidak ada didunia ini lagi, segala kesalahpahaman mengenaiku bisa sirna dengan tulisan tulisan ini. Entah mengapa banyak sekali orang orang yg bergosip mengenai diriku seolah mereka tau segalanya tentangku dan menyaksikan perjalananku. Memberiku cap A,B hingga Z hanya dari secuil bukti yang merrka dapatkan tentangku. Inilah salah satu alasan akhirnya aku menghapus sosial mediaku.
Saat ini biarlah aku membisu dan hanya bersuara di blog ini. Namun jika kalian yang mengenalku atau kalian yang kutulis dalam ceritaku membaca blog ini, aku harap tidak ada lagi kesalahpahaman. Jika kalian enggan bertanya kepadaku untuk hal hal yang masih kalian tidak mengerti, jangan membuat kesimpulan tentangku begitu saja. Aku sangat terbuka untuk hal ini sekarang, aku lelah menerima kesalahpahaman orang tentangku.