Dear Mr. B

Lu adalah orang paling random yg pernah gue sukai. Baru kenal udah maunya pacaran, ya gimana gue bisa percaya. Liat kan setelah gue mulai percaya lu malah ghosting. Tapi gue menyadari 1 hal sih salah satu alasan lu ghosting setelah gue main ke cibubur pake motor sendiri. Pegel anjir ahahaha kebayang sih waktu lu anter jemput gue capenya kek apa. 

Ah tapi gue yakin itu hanya sebuah alasan kecil. Alasan terbesarnya ya karna lu emang player and hunter aja. Lu adalah kesalahan buat gue sama kek Mr. DPP. Ga masuk akal aja alasan lu jauhin gue hanya karrna perekonomian. Di saat temen gue nanya motor lu apa, gue bahkan ga kepikiran sama sekali lu mau pake apa. Apakah gue tipe yang menuntut lu? Ada gue nuntut lu kudu punya kerja? Bukannya gue bantu lu cari loker? Kasih segala macam advice biar lu semangat. Ga guna, tetep aja di ghosting guenya. Emang lu nya ajaa yg player and hunter, kalo emang bukan kenapa tiba tiba lu cari cewe baru? Hahahaha gue ngakak njim! 😏

Tapi yasudah... lu menjadi bagian kenangan terburuk buat gue. Akan gue simpan untuk jadi pelajaran karakter macam lu tidak akan muncul lagi di kisah baru gue nantinya. Terimakasih sudah ghosting, aku sangat bersyukur dijauhkan dari buaya kek kamu sebelum aku benar benar tercebur 🤭

Kalo gue nulis cerita tentang kamu, it is just for fun. Kesalahan terkocak di hidup gue soalnya. 
Read More

Dear Mr. DPP

Sepertinya tulisan gue buat lu akan banyak sekali uneg-uneg. Jika gue mrngikuti ego, sungguh gue ga mau lagi kenal sama lu bahkan gue memilih buat resign. Tapi itu tindakan yang konyol dan kekanak-anakan. Gue memilih buat berdamai dengan keadaan demi karir gue. Gue memilih mengabaikan kemarahan gue dan penilaian orang lain tentang gue akibat kisah yang pernah lu tulis di hidup gue. Rasanya pengen gue sobek saja tapi tidak bisa. Ini harus gue simpan sebagai pelajaran agar gue tidak jatuh di lubang yang sama.

Sungguh, buat gue lu itu manipulatif sekali. Lu adalah seorang hunter and player. Gue tidak pernah paham permainan lu yang terlalu rapih atau gue yang terlalu bodoh karena lu pinter banget gaslighting. Please, ini bukan pujian sama sekali dan juga bukan prestasi. Lu juga secara auto jadi tukang bohong.

Lu sering nanya dulu alasan gue marah ke lu. Gue ga pernah mau jawab karena males aja, ya ngapain lu pasti tau kesalahan lu sendiri, buktinya setiap gue udah mau jawab lu selalu membungkam gue dengan cara lu. Lu itu kekanak-anakan asli. Ya siapa sih ga marah ketika dijebak ke drama percintaan 2 sejoli yang ga jelas? Emangnya gue neti di imperfect the series? Ku kira aku yang diselingkuhi ternyata aku selingkuhannya. Anjim! Bisa bisanya gue berada di posisi orang ketiga padahal gue kira gue orang pertama. Ih si goblog emang gue. Bisa bisanya gue jalan, telponan hampir tiap malam, dibayarin makan, nonton berdua sama laki orang! Ih badjingan! Asli, kalo waktu itu gue ga pernah terlibat kasus yang bikin pusing yang bikin lu selalu ada buat gue, gue ga akan pernah suka sama lu! Kan awal gue masuk yg gue demen bukan lu, kenapa gue jadi salah sasaran?! Ah kesaaaaaaaaal!

Tapi yaudah... gue maafin lu. Ini bukan berarti gue belum move on dari lu. Idiw! Yakali udah dimainin belum bisa move on. Lu ngerusak harga diri gue anjir. Ini akan menjadi kenangan kocak di hidup gue.

Sadar lu anjir, mainin cewe begitu. Kelakuan lu itu bener bener keterlaluan. Inget karma. Hei cewe itu emang kek boneka, tapi cowo mainannya bukan boneka. 
Read More

Dear Mr. DBS

Kenangan bersama kamu itu random. Ya, kamu memang cinta pertamaku. Kita memang tidak pernah lebih dari seorang teman. Hari dimana kita bertemu di mall ambassador setelah bertahun tahun tidak bertemu, sejujurnya niatku hanyalah melepas suntuk.

Aku senang melihatmu lagi bukan karena aku belum move on tetapi aku menghargai bahwa kamu masih mengingatku dan bagaimana kamu treat aku di malam itu. Hal - hal kecil yang kamu tawarkan saat itu seperti bertukar alas kaki ketika kakiku lecet sampai mau gendong aku karena aku kepala batu ga mau tukar alas kaki --dan itu pun aku masih nolak-- terlepas dari niat aslimu, hal tersebut membuat aku tersentuh, karena belum pernah ada laki laki yang menghargai aku seperti  kamu. 

Dari pertemuan tersebut aku hanya berharap suatu hari nanti aku bisa menemukan seorang laki laki yang bisa menghargai aku seperti kamu di hari itu. Aku sama sekali tidak berharap orang itu adalah kamu, banyak seksli alasan kenapa aku tidak ingin orang itu kamu. Salah satunya adalah perasaan berlebih terhadapmu sudah lama pudar. Aku senang melihat kamu sekarang sudah punya keluarga kecil. Semoga kamu dan keluarga terus bahagia yaa. 
Read More

Dear Mr. AR

Dear Mr. AR

Sejujurnya menulis tentang mas adalah beban untukku. Aku selalu merasa bersalah  bahkan ketika tanpa sengaja mengingat mas. Aku tidak ingin mengganggu hidup mas yang sudah bahagia. Tapi aku tidak akan melupakan kenangan bersama masnya. Alasannya bukan karena aku belum move on. Aku sudah lama move on. Aku sudah bisa menerima bahwa kita memang tidak berjodoh. Apalagi setelah aku melihat foto pernikahan mas, saat itu aku sudah benar-benar menutup pintu harapan dengan mas. Aku merass terbebani karena penilaian orang dan mungkin penilaian mas ketika mengetahui aku masih mengingat kenangan aku dan masnya menjadi salah paham. Menilai aku belum move on. Aku lelah dengan penilaian seperti ini.

Hal yang mengganjal hatiku sampai saat ini bukan perasaanku terhadap masnya yang masih sama seperti dulu. Perasaan ini sudah berubah. Hal yang aku maksud adalah perlakuan keluargaku ketika menolak masnya. Perlakuan yg tidak bisa aku terima sampai saat ini. Perlakuan dimana perasaanku benar benar tidak dipedulikan oleh orang orang yang seharusnya menjaganya. Apalagi ketika ada kata-kata bahwa mas menikah saja dengan kakakku itu sangat menyakiti hati. Mengapa perasaanku seperti tidak ada harganya. Ini poinnya, harga. Aku merasa tidak dihargai. Meskipun ini jalan yang Allah berikan untukku, tapi aku hanyalah manusia biasa. Sampai saat ini aku masih terluka karena perlakuan itu.

Terlepas dari itu semua, aku juga menyadari banyak pelajaran dan hikmah yang aku petik dari kenanganku bersama masnya. Kehadiran mas membuat aku yang sebelumnya berpikir tidak pantas lagi untuk siapapun menjadi berubah. Dan cara mas menghargaiku juga menjadi tolak ukur untuk memilih pria yang akan mendampingiku kelak. Aku sangat berterimakasih karena mas adalah salah satu dari 2 orang pria yang pernah hadir dihidupku yang menghargaiku begitu tinggi.

Kenangan buruk saja tidsk aku lupakan, jadi kenangan semanis ini pun akan aku simpan. Jika aku masih menceritakan kenanganku bersama masnya kepada orang lain, ketahuilah aku hanya ingin memberi tau kepada perrmpuan2 yang bernasib sama denganku -- perempuan - perempuan yang tidak percaya diri bahwa dirinya pantas mendapat pria yang baik-- bahwa dirinya bisa dsn pantas mendapatkannya asal terus berdoa kepada Allah.

Terus terang saja, kehadiran mas saat itu adalah jawaban dari doaku ketika aku merasa sangat terjatuh. Ketika aku ngotot pada keyakinanku sendiri padahal Allah telah berulang kali menamparku dengan kenyataan, Allah menghadirkan mas ke hidupku yang membuat aku berubah pikiran. Sungguh Allah sangat sayang kepadaku. Ketika kita memang tidak berjodoh, aku percaya Allah punya rencana lain untukku. Ini adalah ujian lain untukku, menerima kehadiran mas yang memang sebatas itu saja. Dan aku sudsh sangat menerimanya.

Kehadiran mas adalah salah satu bukti bahwa Allah selalu ada unttukku yang sering bandel ini. Aku tidak ingin meluoakan kenanganku dengan masnya bahkan ketika aku harus amnesia atau terkena alzheimer sekalipun. Aku tidak ingin melupakan kebaikan Allah terhadapku, dan aku tidak ingin melupakan perlakuan keluargaku saat itu yang sangat menyakitkan agar aku bisa menjadi versi yang lebih kuat dari sebelumnya.

Aku harap mas maupun siapapun yang membaca setiap tulisanku mengenai kenanganku dengan mas tidak salah paham. Aku ulanvi sekali lagi aku sudah move on. 
Read More

Dear Mr. DGG

Hampir 4 tahun kita bersama menjalin kisah yang sangat sulit. Entah berapa banyak air mata yang aku tumpahkan saat menulis kisah denganmu. Air mata kepedihan karena luka yang kamu berikan. Kita tidsk cocok, sama sama tidak bisa mengerti keadaan satu sama lain. Aku dengan duniaku yang penuh aturan dari strict parents dan segala efek sampingnya, dan kamu dengan duniamu yang tidak pernah kamu kenalkan padaku.

Apakah kamu ingat? Saat itu aku sedang berusaha menggapai impian menjadi pns kemenkeu, karena sungguh aku mendapat tekanan yg kuat di kantor. Hari itu di kantor aku mendapat sebuah masalah. Selepas kerja sekitar jam 5 aku pontang-panting untuk mengikuti ujian CPNS, 14 km jauhnya, jalanan macet dan hujan sangat amat deras. Aku sampai di lokasi selepas maghrib. Aku mengerjakan ujian di ruangan ber-AC dengan keadaan basah kuyup dari ujung rambut hingga kaki. Badanku gemetar karena kedinginan saat itu dan belum ada makanan yang masuk ke perutku hari itu, dan sungguh rasanya menyakitkan setelah melalui hari yang sulit, ternyata aku tidak lolos ujian.

Dengan perasaan kacau, dan baju yg masih basah kuyup aku pulang dengan taxi 35 km jauhnya. Orang pertama yang terbesit untuk ku jadikan sandaran adalah kamu. Tapi ternyata aku salah, kamu bahkan tidak peduli dengan keadaanku saat itu. Aku meneleponmu dan responmu sangat dingin. Lebih dingin dari cuaca hari itu. Di situ lah aku sadar bahwa kamu memang tidak pernah ada di saat-saat tersulitku. Aku harus memaksa dulu baru kamu mau hadir untukku. Malam itu, aku super lelah dan tidak ingin memaksa.

"Aku pengen cerita aja", kataku

"Yaudah cerita aja sama supir taxinya", jawabmu

Aku menangis tapi tak bersuara mendengar responmu. Padshal kamu adalah orang oertama yang terbesit di kepalaku tapi ah sudahlah...  Bodohnya lagi aku masih saja mencoba mengetest perasaanmu dengan menceritakan bahwa ada seorang laki-laki yang ingin serius kepadaku. Dan tanggapan kamu di luar ekspektasiku, mengecewakan. Aku semakin yakin bahwa hubungan kita memang sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki. Hari itu adalah hari terakhir aku mencoba menggali harapan denganmu.

Aku seolah tersadar dengan apa yang sudah kamu lakukan selama hampir 4 tahun kepadaku. Kamu menghargai aku begitu rendah, bahkan lebih rendah dari harga kacang rebus yang dijual di pinggir jalan. Sedangkan aku menghargaimu begitu tinggi, aku melimpahkan seluruh kasih sayangku meski aku selalu menangis. Aku mencoba memahamimu tapi kamu tidak pernah melakukan hal yang sama. Sungguh, aku tidak lagi memiliki toleransi untuk kembali kepadamu. 

Pada akhirnya aku tersadar, harga diriku jauh lebih penting. Kamu yang pernah membuatku merasa seperti sampah, dan aku yang berusaha untuk bangkit kembali tanpa kamu. Kamu bukan lagi orang yg pas untuk aku jadikan sandaran. Perasaanku terhadapmu sudah pudar terbawa derasnya hujan di luar dan di dalam diriku malam itu.

Aku tidak pernah bisa memaafkanmu. Tapi kata psikologku, aku harus memaafkanmu demi kesehatan mentalku. Sungguh aku trauma denganmu. Satu hal yang masih selalu aku cari caranya adalah memaafkanmu. Aku bahkan tidak ingin bertemu denganmu lagi. Luka yang kamu berikan terlalu besar untuk aku abaikan.

Jika satu hari kamu membaca tulisan ini, aku hanya ingin bilang aku sudah lama move on, tapi kenangan pahit bersamamu tidak akan pernah aku lupakan karena aku ingin selalu mengingat bahwa aku pernah jadi perrmpuan paling bodoh sedunia. Perempuan yang terlalu mengagungkan pasangannya hingga dia buta akan kenyataan. Dan aku akan menceritakan kenangan ini, tentu saja ada batasan yang aku ceritakan tapi tidak menghilangkan pesan yang ingin ku sampaikan. Karena banyak perempuan perempuan bodoh yg bernasib sama denganku. Kenangan itu menjadi tolak ukurku ketika menulis kisah baru bahwa aku tidak ingin menghadirkan tokoh dengan karakter seperti kamu. 

Aku harap kita tidak pernah bertemu lagi. 
Read More

Move On

"Lu itu belum move on"
Aku paling benci ada yang judge seperti itu. Dari orang lain aja benci apalagi dari orangnya langsung. Hanya karena aku masih mengingat kenangannya atau menanggapinya bukan berarti aku belum move on.

Menurut aku, konsep move on itu sendiri bukan melupakan kenangan. Karena kenangan itu unik, semakin kamu berusaha melupakan maka kamu akan semakin terjebak di dalamnya. Kenangan itu baik atau buruk harus diterima dan tetap disimpan untuk pelajaran di kemudian hari. Jika kita mau menceritakan kenangan itu kembali ya sah sah aja, kenangan itu milik kita.

Jika kenangan itu buruk dan kita ingin menjadikannya sebuah karya tulis, itu bisa menjadi sebuah terapi untuk mengikhlaskan kejadian yang melukai kita. Tapi untuk menjadikan kisahku menjadi sebuah karya tulis yang aksesnya bisa dengan mudah ditemukan oleh orang yg aku ceritakan di dalamnya, sejujurnya aku sangat berhati-hati. Hal ini bukan karena aku belum bisa move on, tapi aku tidak ingin ada kesalah pahaman yang akhirnya membuat orang yg bersangkutan risih.

Ketika aku sudah bisa menerima orang lain untuk memulai menulis kisah baru, saat itu lah aku sudah bisa move on. Karena aku tidak mau menggunakan seseorang untuk melupakan seseorang. Sungguh konsep move on buat aku itu sangat luas. Dengan menerima orang lain untuk memulai kisah baru saja bukan berarti HARUS menjadikan orang tersebut partner hidup. Tidak, aku tidak mau terburu-buru untuk berinvestasi kepada seseorang. Dari semua kenangan yang aku simpan, itu mempengaruhi tolak ukur aku memilih seorang partner hidup, apa yang aku ingin dan tidak ingin. Aku mengakhiri sebuah kisah untuk menulis kisah yang lebih baik. Meski terkadang aku membuat kesalahan dengan mempersilahkan orang yg salah masuk ke dalam duniaku, tidak masalah aku tidak akan membuang naskah buruk tersebut, aku akan tetap menyimpannya sebagai pelajaran dan juga sebagai saksi bahwa aku perempuan yang kuat atau bahwa orang tersebut tidak lagi bisa aku percaya.

Sekarang, aku sudah benar-benar move on dari siapapun. Tapi aku juga sedang tidak jatuh cinta kepada siapapun selain kepada diriku sendiri. Aku menerima siapapun yang ingin mendekatiku, tetapi untuk menerima mereka sebagai partner hidup aku memiliki tolak ukurnya sendiri. Perbanyak cabang dan perkuat inti bukanlah prinsipku. Aku tidak ingin memberikan harapan kepada seseorang.

Setelah tulisan ini aku memiliki pesan terbuka kepada mereka yang pernah menulis kisah di hidupku. Dari tulisan tulisan itu mewakili apa yang aku rasakan terhadap mereka dan mengapa aku masih sering menceritakan kenanganku bersama mereka kepada orang lain. Aku tidak berharap mereka mampir ke blog ku dan membacanya. Namun harapanku adalah ketika aku sudsh tidak ada didunia ini lagi, segala kesalahpahaman mengenaiku bisa sirna dengan tulisan tulisan ini. Entah mengapa banyak sekali orang orang yg bergosip mengenai diriku seolah mereka tau segalanya tentangku dan menyaksikan perjalananku. Memberiku cap A,B hingga Z hanya dari secuil bukti yang merrka dapatkan tentangku. Inilah salah satu alasan akhirnya aku menghapus sosial mediaku.

Saat ini biarlah aku membisu dan hanya bersuara di blog ini. Namun jika kalian yang mengenalku atau kalian yang kutulis dalam ceritaku membaca blog ini, aku harap tidak ada lagi kesalahpahaman. Jika kalian enggan bertanya kepadaku untuk hal hal yang masih kalian tidak mengerti, jangan membuat kesimpulan tentangku begitu saja. Aku sangat terbuka untuk hal ini sekarang, aku lelah menerima kesalahpahaman orang tentangku.
Read More

Apa yang Aku rasa di Tahun Silverku

Hai, tahun ini umur aku 25 tahun. Silver age kata orang. Apa yang aku rasain menjelang ulang tahunku kali ini? Kacau. Aku terkena depresi yang sangat berat sepanjang hidupku. Sebelum pandemi aku selalu jalan keluar untuk melupakan segala masalahku dan perasaan sakitnya. 
Read More

Perjalanan Karirku 2

Sebenarnya aku agak ragu menceritakan jatuh bangunku di kantor ini. Aku takut blog ini ketahuan dan orang-orang yang tidak akan aku sebutkan namanya di sini bakal paham gitu kalo aku sedang menceritakan mereka. Tapi…. Yaudahlah ga apa kali ya, lagi siapa aku sampai mereka iseng gitu nyari blog ini haha.

Read More

Perjalananku Karirku 1

Tanggal 1 Maret 2021 pada akhirnya aku mendapatkan pekerjaan tetap. Tidak ada lagi kekhawatiran tiap tahun atau per berapa bulan sekali apakah aku harus resign atau nggak. Aku harap ini merupakan keputusan yang benar. Menjadi seorang IT Programmer memang merupakan impianku dan ini adalah buah dari jatuh bangunku mengejar karir dari tahun 2013.

Aku selalu berpikir hidupku ini isinya selalu tentang perjuangan, perjuangan untuk tetap bernafas  dan waras, tapi demi menyamakan cerita dengan judul maka cerita ini memiliki scope yaitu hanya perjuanganku saat meniti karir. Iya, aku sangat berambisi bisa menghasilkan uang sendiri dari dulu hanya saja situasi dan kondisi mengikat langkahku.

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook

Cari Blog Ini

Emoticon

Popular Posts

Categories

Total Tayangan Halaman

Follower

Copyright © Swand-dan room | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com