Dear Mr. DGG

Hampir 4 tahun kita bersama menjalin kisah yang sangat sulit. Entah berapa banyak air mata yang aku tumpahkan saat menulis kisah denganmu. Air mata kepedihan karena luka yang kamu berikan. Kita tidsk cocok, sama sama tidak bisa mengerti keadaan satu sama lain. Aku dengan duniaku yang penuh aturan dari strict parents dan segala efek sampingnya, dan kamu dengan duniamu yang tidak pernah kamu kenalkan padaku.

Apakah kamu ingat? Saat itu aku sedang berusaha menggapai impian menjadi pns kemenkeu, karena sungguh aku mendapat tekanan yg kuat di kantor. Hari itu di kantor aku mendapat sebuah masalah. Selepas kerja sekitar jam 5 aku pontang-panting untuk mengikuti ujian CPNS, 14 km jauhnya, jalanan macet dan hujan sangat amat deras. Aku sampai di lokasi selepas maghrib. Aku mengerjakan ujian di ruangan ber-AC dengan keadaan basah kuyup dari ujung rambut hingga kaki. Badanku gemetar karena kedinginan saat itu dan belum ada makanan yang masuk ke perutku hari itu, dan sungguh rasanya menyakitkan setelah melalui hari yang sulit, ternyata aku tidak lolos ujian.

Dengan perasaan kacau, dan baju yg masih basah kuyup aku pulang dengan taxi 35 km jauhnya. Orang pertama yang terbesit untuk ku jadikan sandaran adalah kamu. Tapi ternyata aku salah, kamu bahkan tidak peduli dengan keadaanku saat itu. Aku meneleponmu dan responmu sangat dingin. Lebih dingin dari cuaca hari itu. Di situ lah aku sadar bahwa kamu memang tidak pernah ada di saat-saat tersulitku. Aku harus memaksa dulu baru kamu mau hadir untukku. Malam itu, aku super lelah dan tidak ingin memaksa.

"Aku pengen cerita aja", kataku

"Yaudah cerita aja sama supir taxinya", jawabmu

Aku menangis tapi tak bersuara mendengar responmu. Padshal kamu adalah orang oertama yang terbesit di kepalaku tapi ah sudahlah...  Bodohnya lagi aku masih saja mencoba mengetest perasaanmu dengan menceritakan bahwa ada seorang laki-laki yang ingin serius kepadaku. Dan tanggapan kamu di luar ekspektasiku, mengecewakan. Aku semakin yakin bahwa hubungan kita memang sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki. Hari itu adalah hari terakhir aku mencoba menggali harapan denganmu.

Aku seolah tersadar dengan apa yang sudah kamu lakukan selama hampir 4 tahun kepadaku. Kamu menghargai aku begitu rendah, bahkan lebih rendah dari harga kacang rebus yang dijual di pinggir jalan. Sedangkan aku menghargaimu begitu tinggi, aku melimpahkan seluruh kasih sayangku meski aku selalu menangis. Aku mencoba memahamimu tapi kamu tidak pernah melakukan hal yang sama. Sungguh, aku tidak lagi memiliki toleransi untuk kembali kepadamu. 

Pada akhirnya aku tersadar, harga diriku jauh lebih penting. Kamu yang pernah membuatku merasa seperti sampah, dan aku yang berusaha untuk bangkit kembali tanpa kamu. Kamu bukan lagi orang yg pas untuk aku jadikan sandaran. Perasaanku terhadapmu sudah pudar terbawa derasnya hujan di luar dan di dalam diriku malam itu.

Aku tidak pernah bisa memaafkanmu. Tapi kata psikologku, aku harus memaafkanmu demi kesehatan mentalku. Sungguh aku trauma denganmu. Satu hal yang masih selalu aku cari caranya adalah memaafkanmu. Aku bahkan tidak ingin bertemu denganmu lagi. Luka yang kamu berikan terlalu besar untuk aku abaikan.

Jika satu hari kamu membaca tulisan ini, aku hanya ingin bilang aku sudah lama move on, tapi kenangan pahit bersamamu tidak akan pernah aku lupakan karena aku ingin selalu mengingat bahwa aku pernah jadi perrmpuan paling bodoh sedunia. Perempuan yang terlalu mengagungkan pasangannya hingga dia buta akan kenyataan. Dan aku akan menceritakan kenangan ini, tentu saja ada batasan yang aku ceritakan tapi tidak menghilangkan pesan yang ingin ku sampaikan. Karena banyak perempuan perempuan bodoh yg bernasib sama denganku. Kenangan itu menjadi tolak ukurku ketika menulis kisah baru bahwa aku tidak ingin menghadirkan tokoh dengan karakter seperti kamu. 

Aku harap kita tidak pernah bertemu lagi. 

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook

Cari Blog Ini

Emoticon

Popular Posts

Categories

Total Tayangan Halaman

Follower

Copyright © Swand-dan room | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com